02 [Bully]

3.4K 261 8
                                    

Jungkook dan Mingyu memasuki rumah Jungkook. Mingyu nampak mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah Jungkook. Sangat luas sama seperti rumahnya.

Mingyu terus mengikuti langkah kaki Jungkook. Mereka menaiki tangga dan berhenti di lantai kedua. Jungkook masuk ke satu ruangan dengan pintu tinggi dan lebar, Mingyu pun hanya mengikuti saja.

"Rumahmu sepi ya, Kook. Sama seperti rumahku." Ucap Mingyu begitu ia duduk di tepi ranjang Jungkook. Sementara Jungkook yang masih mengganti pakaian hanya berdehem.

Mingyu mengedarkan pandangannya lagi, kamar Jungkook memiliki banyak lukisan. Lukisan yang terpajang di dinding kamar ini memiliki banyak jenis, tidak hanya gambar pemandangan alam melainkan banyak juga lukisan abstrak yang sangat menakjubkan.

"Kook, kau yang mengoleksi semua lukisan ini?" Tanya Mingyu heran seraya berjalan mengamati lukisan-lukisan itu.

"A-aniya... I-itu hanya ga-gambarku saja."

Mingyu melotot, menatap Jungkook yang masih sibuk mencari buku matematika didalam tasnya.

"Jadi, lukisan-lukisan ini kau yang menggambarnya sendiri?" Tanyanya heran. Tak menyangka bila jawaban Jungkook mengiyakan. Dan ternyata Jungkook mengangguk. Membuat Mingyu meneguk salivanya kasar lantaran takjub dan terheran dengan kemampuan Jungkook. Jungkook yang ia lihat anak yang kekurangan, ternyata memiliki kemampuan diatas rata-rata.

"Wah daebak. Kau tidak punya niat untuk menjual lukisanmu ini? Aku yakin nilainya pasti tinggi dan harganya sangat mahal." Mingyu menatap satu lukisan abstrak yang terpajang diatas dinding dekat ranjang. Lukisan yang memperlihatkan gurat-gurat tegas namun sulit diartikan oleh otak manusia biasa seperti dirinya.

"A-aniya. Ka-kalau kau suka, ambil saja untukmu."

"Eh tidak, Kook. Ini kan karya milikmu. Aku hanya mengaguminya saja."

Setelah Mingyu puas menikmati indahnya lukisan Jungkook, mereka memasuki acara inti, yaitu belajar matematika. Selama belajar, Jungkook nampak antusias mendengar penjelasan Mingyu. Tetapi Mingyu sendiri nampak kewalahan karena Jungkook sering lupa dengan apa yang ia dengar. Otak Jungkook itu kecil, apa yang baru saja ia dengar bisa langsung menguap begitu saja. Walau saat dijelaskan nampak paham, tetapi jika ia mencoba mengerjakannya sendiri, Jungkook susah untuk mengaplikasikannya. Mingyu pun harus lebih ekstra tenaga dan kesabaran dalam menghadapi temannya ini.

"Mi-mingyu, i-ini ba-bagaimana?" Tanya Jungkook sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal. Mingyu yang sudah tepar karena sedari tadi dirinya selalu ditanya oleh Jungkook tentang soal yang sama pun mau tidak mau harus beranjak dari acara berbaringnya.

"Kau ganti variabel x menjadi 12."

Jungkook mengangguk. Ia segera menulis angka duabelas menggantikan huruf x. Setelah itu, Jungkook memutar otaknya lagi. Ia tak tahu setelah ini ia harus bagaimana. Akhirnya Mingyu lah yang ia panggil. Mingyu pun menjelaskannya lagi agar Jungkook paham dan dapat mengerjakan soal sendiri. Meski Mingyu teramat lelah.

Mingyu kini benar-benar kelelahan, kepalanya pusing bahkan pandangannya memburam. Mingyu terkapar di lantai disaat Jungkook bertanya padanya untuk yang kesekian kalinya. Sementara Jungkook si anak polos hanya menatap datar pada teman barunya tanpa rasa bersalah.

~~~

Mingyu akhirnya bangun, tidak ada yang membangunkan dirinya dengan baik, Jungkook memang memanggil-manggil dirinya terus namun bukan untuk membangunkan dari ketidak sadarannya, melainkan untuk menanyakan cara mengerjakan soal nomor dua.

"Mi-mingyu, ce-cepat bangun... A-aku belum se-selesai..." Seru Jungkook sembari menggeplak kasar wajah Mingyu. Mingyu akhirnya membuka matanya dengan terpaksa, atensinya untuk yang pertama kali hanyalah wajah polos Jungkook. Manik Jungkook yang tepat diatasnya nampak berkedip polos. Seketika bibirnya tersenyum lebar setelah melihat Mingyu bangun.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang