41 [Kehancuran]

3.5K 217 39
                                    

Namjoon berlari sempoyongan, tak peduli dirinya beberapa kali menabrak orang yang berlalu lalang sampai tong sampah yang terduduk di setiap ujung koridor pun menjadi korban. Tujuan utamanya hanya satu, ruang inap Jungkook. Perawat baru saja mengabarkan jika Jungkook mengalami collapse. Ia yang masih mengikuti rapat dengan pengecutnya keluar dari sana tanpa berkata apa-apa.

Dug Dug Dug

"Jungkook-ah!!! Jungkook-ah!!!"

Dug Dug Dug

Namjoon memukul beberapa kali pintu kamar Jungkook. Dapat ia lihat dari kaca pintu, beberapa tenaga medis mengerubungi Jungkook hingga anaknya tenggelam diantara mereka. Ia tak bisa melihat secara jelas bagaimana keadaan Jungkook karena punggung-punggung lebar itu.

Namun dapat ia saksikan suasana didalam sana yang begitu ricuh. Para perawat kelabakan, membawakan beberapa obat dan suntikan untuk dokternya. Beberapa diantara mereka terlihat kebingungan.

Namjoon semakin panik setengah mati. Matanya membulat saat ia dapat menangkap tubuh Jungkook yang terus mengejang disertai mata melotot dan mulut terbuka. Dokter melepas pakaiannya dan ia terkejut begitu kulit putih Jungkook berubah memerah seakan matang. Namjoon menggeleng tak percaya akan semua yang ia lihat. Jantungnya berdetak kencang dengan tubuh yang mulai gemetar. Maniknya memerah panas hendak mengeluarkan lavanya.

Ia tak ingin semua itu nyata. Itu mustahil bagi Jungkook. Itu bukan anaknya, pasti yang didalam sana orang lain. Jungkook tak akan bisa seperti itu, itu terlalu mengerikan.

"Namjoon!!!" Seokjin beserta satu namja lagi berlari kearah Namjoon. Membuyarkan lamunan Namjoon akan hal mengerikan didalam sana.

"Seokjin-ah.... Jungkook... Hiks... Anakku... Aku takut..." Namjoon tak mampu melanjutkan ucapannya. Pandangannya sudah nampak kosong tak fokus lagi. Seokjin yang tahu segera menepuk bahu Namjoon untuk membuatnya lebih tenang.

Sementara namja disebelah Seokjin, Yoongi ikut mengintip keadaan didalam. Ia pun sama terkejutnya. Mulutnya refleks terbuka dan ia kehilangan kata-kata.

"Itu tidak mungkin Jungkook..."

"Seokjin-ah... Aku takut sekali... Hiks... Aku takut kehilangan Jungkook... Hiks..." Namjoon terus bergumam dengan deraian ia mata. Seokjin teramat kasihan padanya. Baru kali ini Namjoon menangis sehebat ini dan itu karena Jungkook, bocah yang sejak dulu tak ia akui.

"Tenanglah... Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Teruslah berdoa untuk keselamatan Jungkook." Ucap Seokjin menenangkan.

Namjoon tak bisa berbuat apa-apa. Walau beranjak dari tempatnya berdiri sudah teramat sulit. Tubuhnya yang bergetar hebat lantaran ketakutannya menjalar membuatnya tak bisa berkutik. Ia terus menangis dengan penyesalan yang membumbung.

Pikirannya berkecamuk liar. Bagaimana jika Jungkooknya tak bisa bangun lagi? Bagaimana jika ini hari terakhirnya menatap Jungkook? Bagaimana jika Jungkook memilih pergi dan itu karena dirinya yang selalu berbuat kasar hingga Jungkook muak?

Namjoon sungguh tak mampu mencari jawabannya. Bayangan masa kecil Jungkook seolah menampakkan diri. Dimana bayi kecil yang imut lahir dari rahim sang istri. Menjadi anak kecil yang memiliki dua gigi kelinci. Tingkahnya yang menggemaskan dan membuat ramai seisi rumah tak membuatnya bosan.

Namun saat itu Namjoon begitu bodoh. Menutupi perasaan cintanya pada Jungkook hanya karena cemburu buta. Menganggap anak kecil itu bukanlah anak kandungnya. Memfitnah Jisoo hingga perempuannya memilih pergi.

Peristiwa-peristiwa mengerikan yang ia coba lakukan untuk Jungkook membuatnya menyesal. Jungkook sudah hidup dalam kegelapan tanpa orang tua. Namjoon selalu pergi keluar negeri mengabaikan Jungkook yang menunggu dirumah beberapa tahun. Tak mau mencari tahu suasana hati Jungkook yang begitu kesepian. Saat ia kembali, justru ia membawa keluarga baru. Meski ia dirumah, namun Namjoon tak pernah memberi perhatian sedikitpun padanya.

Shadow (I'm Living On) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang