"Namanya?" Tanya seorang polisi yang tengah menginterogasi Seokjin. Dengan percaya diri, Seokjin menjawab.
"Kookie." Polisi itu mengernyit, kenapa namanya aneh sekali.
"Apa tidak ada marganya?" Selidik polisi itu, Seokjin menggeleng, "Tidak ada."
Polisi menghela nafas, lalu mencatat nama yang ia dengar baru saja walau terkesan tak masuk akal.
"Apakah sudah ada keluarga yang mencari anak hilang sebelumnya?" Sembari menunggu polisi itu mencatat, Seokjin bertanya penasaran.
Polisi bermarga Park itu mengangguk.
"Ada. Hanya saja namanya berbeda. Tadi pagi ada dua laki-laki yang datang kesini. Mereka melaporkan kehilangan anak bernama Kim Jungkook. Apa mungkin mereka anak yang sama?" Tanyanya mengangkat alis menatap Seokjin.
Seketika mata Seokjin membelalak. Nama itu sama persis dengan nama seseorang yang sangat ia rindukan. Bermarga Kim dengan panggilan Jungkook.
Dengan gegabah, Seokjin segera bertanya.
"Bolehkah aku mengetahui siapa orang tua dari Kim Jungkook?" Tatapnya memohon pada polisi yang kini menatapnya heran.
"Maaf, kami tidak bisa memberitahu identitas pribadi seseorang tanpa seizin orang tersebut." Tolaknya halus.
"Meskipun hanya nama?" Tanya Seokjin tak percaya.
"Meskipun hanya nama." Polisi itu mengangguk membenarkan.
"Kalau begitu, bagaimana ciri-cirinya?" Tanya Seokjin lagi. Netranya hanya fokus menatap pria dihadapannya dengan harapan yang menggebu-gebu.
Polisi itu mulai membalik halaman sebelumnya.
"Ciri-cirinya anak usia lima belas tahun, memiliki rambut berwarna hitam, mata belo, dua gigi kelinci dan - gagap."
Sontak dua bola mata Seokjin membesar sempurna. Syok dengan penjelasan pak polisi itu. Ciri-ciri yang disebutkan sangat mirip dengan anak yang masih berada di rumahnya. Kim Jungkook yang dinyatakan hilang, apakah dia Kookie yang ia temukan?
Jika benar Kookie adalah Kim Jungkook, apakah Kim Jungkook yang tengah hilang itu pangeran kecilnya dulu? Jungkook anak dari Jisoo?
"P-pak, bisakah aku meminta nomor kontaknya? Barangkali anak yang hilang itu adalah Kookie." Pinta Seokjin penuh harap. Polisi itu memberikan nomor kontak yang tertera di catatannya. Seokjin berterima kasih lalu pergi dari sana.
Hanya ada satu harapan sekarang, semoga pangeran kecilnya akan kembali padanya. Ia ingin menatap Jungkook nya, ia ingin mencium keningnya seperti dulu, tanpa ada penghalang siapapun itu.
~~~
Mata bulat dengan dua gigi kelinci yang menyembul lucu tak membuat atensi Yoongi berpencar. Walau setiap kanan dan kirinya terdapat banyak sekali pencuci mata, namja berkulit putih itu selalu menatap Jungkook dengan perasaan senang. Sesekali Yoongi terkekeh sendiri melihat tingkah laku Jungkook yang tak terduga.
Di setiap langkah kaki Jungkook di minimarket ini, tak jarang ia melompat kegirangan saat menemukan benda yang ia sukai. Yoongi dan Rose sampai heran mengapa bocah ini bersikap layaknya bocah kecil yang tak pernah masuk minimarket sebelumnya.
Memang Jungkook sendiri jarang sekali keluar rumah apalagi ke minimarket. Ke mall saja jika tidak diajak Mingyu saat itu maka Jungkook tak akan pernah tau serunya bermain di game center. Tidak ada yang membawanya ke tempat umum seperti itu, ayahnya atau ibu dan kakak tirinya pun tak pernah memgajaknya keluar. Bibi Ahn pun jarang menawarkan Jungkook untuk ikut saat ia berbelanja karena ia tahu Jungkook memiliki fisik yang lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (I'm Living On)
FanfictionAnak yang memiliki keterbelakangan mental, akankah diperlakukan dengan tidak manusiawi? Ukuran seberapa besar kasih sayang manusia bukan karena fisik maupun psikisnya. Semua anak berhak atas kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. Begitupula deng...