Jungkook tidak ingat kapan pertama kali bertemu Jennie. Mungkin saat menghadiri pesta-pesta dan berbagai acara royal para elit, atau pertemuan-pertemuan bisnis yang tidak pernah absen dihadiri keluarga mereka. Namun Jungkook ingat momen-momen itu, ketika mereka yang terlalu kecil dipaksa untuk bertingkah sebagaimana yang sudah diajarkan; tersenyum ramah namun tidak berlebihan, bertutur sopan namun tak terdengar lemah, dan menunjukkan gestur yang diatur sesuai standar khas keluarga kelas atas.Jungkook pun ingat mereka pernah akrab. Ia, Jennie, Somi dan juga Taehyung. Dulu ketika mereka masih kanak-kanak. Keempatnya selalu menghabiskan waktu bermain entah itu di rumah keluarga Jeon atau di rumah keluarga Kim, bahkan mereka pernah mengunjungi Disney Land bersama.
Jennie dahulu adalah anak yang periang, ramah dan suka tersenyum, selalu memamerkan tawa lebar yang membuat mata kucingnya berbinar indah. Entah sejak kapan gadis itu berubah menjadi pribadi yang dingin, kaku dan tertutup-mungkin ketika dia kehilangan ibunya. Ketika Jungkook dan keluarganya menghadiri pemakaman wanita cantik yang begitu mirip dengan Jennie itu, Jennie kecil tidak menangis, juga tidak terlihat bersedih, wajahnya datar tanpa ekspresi. Dan itu adalah wajah yang pada akhirnya selalu diperlihatkan Jennie hingga ia dewasa.
Namun tidak untuk beberapa minggu terakhir, ketika Jungkook bisa melihat ekspresi lain selain raut sedingin es kutub utara. Jungkook bisa menyaksikan bagaimana wajah gadis itu memelas ketika ia menyentuhnya, bagaimana mata kucingnya menyala semangat ketika mereka bercinta, juga mimik sensual saat Jungkook membuatnya puas.
Sayangnya, Jungkook pun menyaksikan ekspresi yang membuat Jungkook beratus kali menghukum dirinya sendiri; yaitu kala Jennie terlihat marah, kecewa dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Raut yang terlukis di wajah gadis itu ketika Jungkook meragukannya, mempertanyakan kebenaran yang jelas sudah terlihat di depan mata.
Semalaman Jungkook tidak tidur, hanya menatap Jennie yang terlelap. Jungkook kembali merutuki dirinya sendiri saat melihat kening Jennie mengerut, pun beberapa bulir keringat dingin menghiasi wajah pucatnya. Jennie yang selalu tak tenang ketika tidur kini kembali setelah dua minggu Jungkook selalu menemukan wajah damai yang menjadi penghuni dada bidangnya. Dada Jungkook sesak kala mengingat perlakuannya pada Jennie. Dalam hati ingin mengembalikan Jennie yang hangat, yang bahagia, Jennie yang bersemangat.
Ketika Jungkook memutuskan untuk bertemu Lisa pagi ini, melihat senyum gadis itu merekah saat memasuki mobil Jungkook, Jungkook seakan ditampar dengan sebuah fakta, bahwa semuanya tak lagi sama. Seringai lebar nan ceria milik Lisa sekarang rasanya tak ada apa-apanya dibanding senyum sederhana Jennie.
Percakapannya dan Lisa yang terjadi selanjutnya di dalam kelas terasa begitu mencekam, intens dan kental akan kekhawatiran.
"Apa kau bercanda, sayang? Demi Tuhan, ini tidak lucu." Jungkook bisa melihat wajah Lisa yang masih mencoba untuk terlihat tenang sekalipun mata nanarnya hampir mengeluarkan air mata. Apa yang baru saja diakui Jungkook sungguh membuat Lisa terguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine Reality
Fanfiction⚠️ 21+ Mature Content Romance, Angst & Drama Kim Jennie & Jeon Jungkook Everybody has a secret. xx