⚠️🔞 nsfw dikit
Ketika Jennie membuka matanya, ia langsung bertemu dengan sinar mentari yang menerobos masuk melalui jendela kaca raksasa di depannya. Tirai hampir transparan gagal melindungi, membuat bingkai netranya menyipit menghindari silau.Tubuh Jennie terbaring menyamping, di atas empuknya ranjang yang dibalut dengan alas yang begitu lembut. Kepalanya nyaman disanggah sebuah lengan kekar yang pasangannya melingkar di pinggangnya. Dengkuran halus terdengar, napas teratur bertiup pada kulit leher belakangnya.
Jungkook.
Jennie masih tak percaya ia bisa menikmati tidur dalam dekapan seorang Jeon Jungkook. Karena rasanya baru kemarin mereka saling membelakangi meski berbagi ranjang yang sama. Rasanya baru kemarin mereka saling memaki dan mengumpati layaknya itu pengantar tidur. Sekarang, Jennie tak bisa membayangkan menghabiskan lelap tidurnya tanpa presensi Jungkook, tanpa lengan kekar lelaki itu yang memeluknya, tanpa kecup selamat malam yang meninabobokannya.
Tangis yang terurai tak henti-hentinya kemarin seakan tak ada apa-apanya ketika gantinya adalah kehidupan nyaman bersama Jungkook. Lelaki yang masih dengan posesif mendekapnya ini telah menjanjikan kebersamaan selamanya untuknya, lebih dari itu, Jennie diimingi kebahagiaan dan cinta yang tak akan habis. Meski Jennie masih begitu yakin hatinya belum memiliki cinta untuk Jungkook, namun ia yakin bisa memberi kebahagiaan setara. Jennie yakin ia bisa membalas kebaikan Jungkook.
Tak ada hal lai yang lebih dari itu, dari segala sumpah yang diberikan Jungkook untuk masa depan Jennie. Lantas, Jennie bertekad untuk tak menghancurkannya. Tak ada yang bisa merebut bahagianya, tak ada yang bisa merebut Jungkooknya.
Termasuk Lisa, dan bayinya.
"Apa yang kau pikirkan, love?"
Jennie tetap terkejut, meski beberapa saat yang lalu ia sudah tahu bahwa Jungkook telah terbangun dari lelap tidurnya. Kecupan-kecupan lembut pada rambutnya dan usapan-usapan pelan tangan Jungkook pada kulit perutnya adalah sebab.
"Hm, you and me. Us."
Jennie terkekeh pelan. Bibir ahli sang suami kini menggelitiki lehernya dengan hisapan-hisapan kecil, sementara tangan besarnya telah melewati karet celana sutra yang Jennie kenakan, kini menari-nari di balik pakaian dalam berendanya.
"Jujur padaku. Apakah kau memikirkan tentang kita dalam konteks yang romantis, atau kau sementara memikirkan sesuatu yang lebih liar dari itu?"
Apakah Jennie bisa jujur pada Jungkook bahwa ia sebenarnya tengah memikirkan 1001 cara untuk menyembunyikan kehamilan Lisa? Bahwa Jennie sedang mengerahkan segala kemampuan otaknya untuk mencari jalan agar Jungkook jauh dari darah dagingnya sendiri, bisakah?
Sudah gila.
Jennie mungkin tak akan pernah siap melihat Jungkook meninggalkan ranjang mereka dan lari menghampiri Lisa saat ia mengetahui yang sebenarnya. Lalu, yang Jennie lakukan adalah menuntun dirinya jatuh dalam permainan mesum Jungkook, pun tak berdusta, ia mulai terpengaruh dengan sentuhan-sentuhan hebat lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine Reality
Fanfiction⚠️ 21+ Mature Content Romance, Angst & Drama Kim Jennie & Jeon Jungkook Everybody has a secret. xx