Malam seakan tiba begitu cepat.
Jungkook dengan pelan meletakkan tubuh Jennie di atas ranjang, takut sang istri terbangun dan kembali menangis seperti yang dilakukannya tadi. Aktivitas seksual yang mereka saling utarakan di dalam restoran hanya menjadi omongan semata. Karena sesampainya keduanya di dalam SUV milik Jungkook, yang justru terjadi adalah tangis Jennie yang langsung pecah dan kebingungan Jungkook yang tak kunjung mendapat jawaban bahkan hingga mereka memutuskan untuk pulang.
Jennie menangis beberapa jam di pelukan Jungkook tanpa henti, dengan alasan yang Jungkook sendiri gagal untuk memahami. Jennie hanya berulang kali terisak, meminta agar Jungkook tak meninggalkannya. Perasaan campur aduk Jungkook rasakan. Memohon untuk tak ditinggalkan sungguh bukan gaya Jennie, Jungkook sempat berpikir bahwa sosok yang ia dekap erat bukanlah istrinya. Namun di sisi lain Jungkook begitu bahagia, begitu bangga, karena Jennie meluruhkan sifat angkuhnya untuk Jungkook, Jennie mempercayakan bagian rapuhnya untuk Jungkook jaga dan lindungi.
"Kau ini apa, sayang? Mengapa begitu hebat membuatku berubah begitu cepat? Kau seakan menyihirku hingga aku merasa selalu ingin bersamamu. Tapi sungguh aku tak mengapa, justru aku senang kau buat seperti ini. Aku tak bisa hidup tanpamu, kau tahu Jane?"
Namun Jungkook yakin perkataannya yang dibarengi dengan puluhan kecup pada wajah sang istri tak akan mendapat jawaban, didengar pun tidak. Jennie terlalu lelap dalam tidurnya, wajah cantiknya begitu tenang, napasnya teratur, dengkuran lembut bahkan bisa Jungkook dengar keluar dari bibirnya. Tuhan, Jungkook begitu mencintai gadis ini, begitu menggilainya, begitu membutuhkannya.
"Aku tak akan meninggalkanmu, aku tak mampu, aku terlalu egois. Aku akan menuruti keinginanmu, pergi ke mana saja kau inginkan. Tapi gantinya, aku akan mengikat jiwamu denganku, mengurung ragamu denganku. Kau tak mengapa kan, sayang?"
Dan Jungkook yakin Jennie akan mengiyakan permintaannya, meski tubuh gadisnya itu masih diam dalam lelapnya tidur. Jungkook percaya bahwa Jennie pun ingin selalu bersamanya, bukankah Jennie yang menginisiasikan agar keduanya pergi jauh dari sini?
Ah, Jungkook harus secepatnya menyampaikan rencananya pada kedua orang tuanya, yakin mereka akan setuju. Mereka lah yang membuat keduanya bersatu sedari awal, mereka pasti akan mendukung keputusan Jungkook dan Jennie.
Persetan jika keinginan keduanya begitu impulsif, bahkan terdengar kekanakan. Tapi, lama-kelamaan Jungkook merasakan bahwa Jennie memang seharusnya hanya dengannya. Jennie tak membutuhkan orang lain selain Jungkook. Ia terlihat tak memiliki hubungan baik dengan ayahnya, atau anggota keluarganya yang lain. Kecuali kakaknya yang memperlakukannya terlampau berlebihan, yang Jungkook sendiri mendefinisikan perhatian seorang Kim Taehyung terhadap istrinya adalah hal yang menjijikkan.
Dan sahabatnya Park Chaeyoung? Jungkook bersumpah jika gadis itu bukanlah sahabat baik Jennie, ia sudah melenyapkannya beserta seluruh keluarganya. Park Chaeyoung membawa dampak buruk untuk Jennie, itu yang Jungkook yakini setelah ia membaca pesan yang muncul di layar ponsel sang istri yang dikirimkan oleh gadis Park itu beberapa jam yang lalu saat Jennie sudah pulas di dalam perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine Reality
Fanfiction⚠️ 21+ Mature Content Romance, Angst & Drama Kim Jennie & Jeon Jungkook Everybody has a secret. xx