30. If It's Not Love

1K 189 34
                                    

"Yah! Satu minggu tak masuk sekolah karena sakit, tak bisa kukunjungi di rumah, jarang membalas pesanku, kini kau kembali sudah menjadi monster pemakan segala!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yah! Satu minggu tak masuk sekolah karena sakit, tak bisa kukunjungi di rumah, jarang membalas pesanku, kini kau kembali sudah menjadi monster pemakan segala!"

Jennie masih mengabaikan ocehan Rosie yang tak berhenti sedari tadi, semenjak ia duduk dan meminta bekal sarapan yang sering dibawa sahabatnya itu. Ia sungguh lapar, mungkin efek pemaksaan Jungkook yang selama satu minggu terakhir selalu menyuruhnya makan hampir setiap jam dengan alasan untuk pemulihan tenaga. Lantas, ia menjadi terbiasa, sehingga meski sudah melahap roti isi tuna yang dibuatkan koki di rumah ia tetap merasa kurang.

Jennie tak ingin menyibukkan Jungkook dengan nafsu makannya pagi ini, tahu jika lelaki itu dapat bertingkah impulsif, bisa-bisa ia membawakan seisi restoran untuknya jika Jennie mengatakan bahwa ia lapar. Karena itu, biarlah Rosie yang menjadi korban.

"Jane!"

"Aku lapar, Chaeng. Please, your lunch is on me, terserah kau nanti mau makan apa. Tapi biarkan aku menghabiskan buah cherry dan keju ini dengan tenang, please?" ucap Jennie, lalu kembali melahap kudapan Rosie setelah menghabiskan nasi goreng kimchi milik sang sahabat.

"Tch, dasar aneh! Mengapa kau memakan cherry dan keju bersamaan? Menjijikkan!"

"Sudah kubilang aku lapar, Chaeng. Lagi pula cherry dan keju biasa saja. Memangnya kau tak pernah memakan cherry cheesecake?"

"Berbeda, Jane! Ini belum diolah, memakannya bersamaan sungguh aneh. Lagi pula, kau tidak terlalu menyukai keju."

"Bukan berarti aku benar-benar membenci keju. Aku juga bisa memakannya sesekali, sekarang contohnya."

"Kau aneh, Jane."

Dan Jennie harus mengakui bahwa apa yang dikatakan Rosie benar. Pagi ini ia memang bertingkah aneh apalagi dengan makanan pilihannya. Ugh, jika bisa membela diri, Jennie sungguh tak mempunyai pilihan, ia lapar dan yang tersedia hanyalah nasi goreng kimchi, juga buah cherry dan keju yang ia kunyah bersamaan. Fakta baru baginya, cherry dan keju adalah perpaduan yang secara aneh terasa lezat.

Setelah menandaskan bekal sarapan dan kudapan Rosie, Jennie mengangkat wajahnya, menyunggingkan senyum untuk sang sahabat yang kini menatapnya penuh selidik. Mata Rosie memicing, membuat Jennie tak nyaman hingga ia mengalihkan pandangannya. Dan sungguh, ini pertama kalinya Jennie kalah dalam perang adu tatap.

"Aku dengar Mrs. Park mendadak mengirimkan pemberitahuan absen hari ini. Katanya beliau tiba-tiba diminta untuk menghadiri pertemuan dengan dinas pendidikan," celoteh Jennie untuk memecah konsentrasi Rosie yang masih menatapnya intens, namun sayang sang sahabat masih saja memperhatikannya dengan mata elangnya.

"Jika kau menatapku terus seperti itu aku akan mendiamkanmu selama satu bulan."

Lalu sang sahabat mendecih, terkekeh mendengar ancaman dari Jennie.

"Haha, setelah berubah menjadi monster rakus, kini kau berubah menjadi tukang merajuk? Sebenarnya siapa kau ini? Sahabatku tidak seperti ini. Kau menculiknya dan melakukan kloning untuk menipuku? Kembalikan Jennie-ku!"

Clandestine RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang