Jungkook mendengus gelisah di tempat duduknya selama satu jam terakhir, membuat Mingyu sang sahabat sekaligus rekan sebangkunya hampir memukulnya dengan buku pelajaran bersampul super keras yang mungkin bisa membuatnya langsung pingsan. Ingin menyalahkan Jennie yang tak kunjung membalas pesannya dan mengabaikan teleponnya, tapi sungguh Jungkook terlalu mencintai gadis itu sehingga ia tak bisa menyalurkan geramnya pada sumber masalahnya.Jungkook hanya khawatir. Namun sadar bahwa kekhawatirannya terlalu berlebihan. Ini jam pelajaran, sudah pasti Jennie tak akan memeriksa ponselnya sekadar untuk membalas spam chat Jungkook yang jika dilihat-lihat lagi terlampau posesif dan menuntut.
"Sekali lagi kau mendengus mengesalkan seperti itu, aku akan menusuk matamu dengan pensilku."
Mingyu sialan!
Tak bisakah Mingyu mengerti kekalutan Jungkook sekarang?
Ia baru menghabiskan seminggu yang indah bersama Jennie di rumah. Memanjakan gadis itu sambil menemukan sifat aslinya yang sungguh di luar dugaannya. Jungkook baru saja mengalami keajaiban ketika Jennie menunjukkan sisi menggemaskannya, memberitahu Jungkook bahwa gadis itu membutuhkannya lewat gestur-gestur lucu yang sungguh ingin Jungkook simpan dalam rekam memori seumur hidup. Lantas, ketika Jennie mengabaikannya sekarang, rasanya Jungkook ingin berteriak protes. Ingin segera berlari menuju ruangan kelas gadis itu dan menculiknya, membawanya pergi jauh untuk dirinya sendiri.
Tuhan, Jungkook sadar bahwa ia begitu sinting.
Tapi Jungkook memang sudah mengaku gila jika itu menyangkut Jeon Jennie-nya.
"Jennie tak membalas pesanku," ucapnya putus asa membuat Mingyu benar-benar memukul kepalanya dengan buku pelajaran bersampul keras yang memang sudah dipilih dari awal untuk menjadi senjata pamungkasnya.
Pukulan Mingyu tak cukup keras untuk membuat Jungkook pingsan, namun cukup untuk menarik ringis dari bibir Jungkook sehingga kini keduanya menjadi pusat perhatian.
Mingyu benar-benar sialan!
"Jungkook sedang tidak enak badan, Mr. Lee. Aku akan mengantarkannya ke ruang kesehatan," ucap Mingyu sebagai jawaban atas tatapan tajam sang guru yang penuh tanya.
Jungkook mengumpat dalam hati, merutuki Mingyu yang mengorbankan namanya sehingga kini tak cuma tatapan curiga dari seisi kelas yang diterimanya namun bisik-bisik yang mulai terdengar. Oh, sungguh Jungkook sering membolos, tapi tidak dengan alasan yang baru saja disampaikan Mingyu.
Ingatkan lagi mengapa ia bersahabat dengan si menyebalkan Kim Mingyu?
Jungkook yang dipapah Mingyu lantas beranjak keluar kelas setelah menerima anggukan persetujuan dari Mr. Lee, melewati Jaehyun dan Eunwoo dengan tatapan yang mengisyaratkan bahwa keduanya sudah tahu kebohongan yang sedang dilakoni Jungkook dan Mingyu.
"Tak usah lagi memapahku seakan aku kakek tua lemah yang tak bisa berjalan sendiri. Kita sudah jauh dari pandangan Mr. Lee," kata Jungkook sembari melepaskan dirinya dari Mingyu yang kini mencibir kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine Reality
Fanfiction⚠️ 21+ Mature Content Romance, Angst & Drama Kim Jennie & Jeon Jungkook Everybody has a secret. xx