Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jennie belum sepenuhnya sadar ketika wangi vanila khas mengisi indra penciumannya, mengerti bahwa ia kini berada di dalam kamarnya. Kamar yang ia bagi bersama Jungkook. Kemudian, ia mendengarkan suara beberapa orang bersahutan, saling berdebat, suara-suara yang ia yakini adalah milik sang suami dan ayah mertuanya.
"Sudah ayah katakan padamu berkali-kali untuk berhenti berhubungan dengan gadis itu. Ayah sudah menuruti keinginanmu untuk tidak mengeluarkannya dari sekolah, dan ini yang ayah dapatkan? Bisa-bisanya dia berbuat onar. Apalagi menyakiti Jennie!" Suara tegas ayah mertuanya membuat Jennie benar-benar tersadar kali ini. Namun ia enggan membuka mata, tak ingin suasana menjadi canggung.
"Ayah, semuanya hanya salah paham. Aku berjanji tidak akan ada masalah lagi yang ditimbulkan setelah ini."
"Tidak. Kali ini ayah sudah bertekad untuk mengeluarkan gadis itu dari sekolah, dari kehidupanmu! Bisa-bisanya juga dia memukuli anak rekan bisnis ayah."
"Tch. Apakah hanya itu yang ayah pikirkan? Semata karena bisnis? Lisa membutuhkan pendidikan itu untuk masa depan yang lebih baik, apakah ayah tidak prihatin padanya? Demi Tuhan dia tidak memiliki siapa-siapa lagi."
"Karena itu dia memanfaatkanmu!"
"Lisa tidak memanfaatkanku!"
"Hentikan!" Jennie terkejut ketika mendengar suara ibu mertuanya. Ternyata wanita yang begitu menyayangi Jennie itu juga di sini. "Tidak bisakah kalian bertengkar di luar? Jennie belum sadar sejak dia dibawa pulang sore tadi. Apakah kalian tidak memiliki rasa kasihan padanya? Tidakkah kalian dengar apa yang dikatakan dokter tadi?"
Ada apa dengannya? Apa yang dikatakan dokter tentangnya? Yang diingat Jennie hanyalah wajah panik Eunwoo ketika menangkapnya sebelum Jennie benar-benar kehilangan kesadarannya.
"Jeongguk, harusnya kau malu terhadap istrimu. Dia terbaring lemah karena ulahmu, ditambah ulah gadis yang begitu kau bela. Jika tidak ingin menghargai istrimu sekarang, keluarlah dulu. Biarkan Jennie beristirahat," hardik Nyonya Jeon lagi, membuat Jungkook beserta ayahnya ikut terdiam.
Beberapa saat kemudian Jennie merasakan tangan lembut ibu mertuanya mendarat di dahinya. "Sudah tidak demam. Jeongguk, jika kau hanya ingin menambah masalah, pergilah dulu hingga Jennie membaik. Jika kau masih peduli padanya, jaga Jennie sampai Jennie bangun."
"Aku akan menjaganya."
Lagi-lagi Jennie dibuat terkejut dengan sikap Jungkook. Bukankah tadi pria itu terlihat begitu marah padanya? Bukankah Jungkook pergi bersama Lisa? Lalu, apa yang ia lakukan di sini? Untuk memarahinya kembali seperti tadi? Demi Tuhan, Jennie sudah terlalu muak dengan tuduhan-tuduhan yang ditujukkan untuknya.
Tak butuh waktu lama untuk mendengar pintu kamar yang terbuka dan tertutup kembali setelah sang ayah dan ibu mertua bergantian mengusap rambutnya dan mendoakan kesembuhannya cepat. Kini Jennie yakin hanya dirinya dan Jungkook yang berada di dalam ruangan.