10 - Dirty Little Secret

2.3K 334 56
                                    

Seharusnya keributan di bawah tidak terdengar mengingat kediaman Jeon yang terlampau besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seharusnya keributan di bawah tidak terdengar mengingat kediaman Jeon yang terlampau besar. Namun, suara teriakan yang tidak asing membuat Jennie tahu bahwa sesuatu sedang terjadi.

Jennie awalnya tak peduli. Ia hanya ingin mengistirahatkan otak dan tubuhnya setelah kembali dari pertemuan melelahkan dengan ayahnya. Tapi, tidak ketika ia mendengar suara pecahan. Tidak sekali, tiga kali Jennie menghitungnya.

Mengambil kimono untuk menutupi tubuhnya, Jennie memutuskan untuk melihat apa yang sementara terjadi.

Beberapa vas mahal dan patung antik milik ibu mertuanya kini pecah, berhamburan di lantai, begitu pun dengan meja kaca yang terletak di ruang keluarga.

Melihat Jungkook dengan wajah memerah dan kemarahan yang meluap-luap memandang orang tuanya, Jennie yakin kekacauan di depannya adalah ulah pria yang masih menggunakan seragam sekolahnya itu.

"Apa kalian gila? Aku masih sekolah, bagaimana kalian bisa berencana mengumumkan pernikahan ini?" teriak sang pria.

Berbeda dengan Jennie, Jungkook tidak bisa mengendalikan diri mendengar rencana gila keluarga mereka. Atau, Jennie yang terlalu hebat menyembunyikan semua kekalutannya?

"Jaga ucapanmu! Ingat kami masih ayah dan ibumu!"

Bentakan sang ayah mertua pada Jungkook membuat semua terdiam. Bahkan pelayan-pelayan mulai meninggalkan ruang keluarga, tersisa seluruh anggota keluarga Jeon, serta Jennie yang kini mematung kebingungan.

"Lagi pula pengumumannya akan dilakukan di acara kelulusanmu. Masih 3 bulan," sambung ayahnya lagi dengan suara tegas.

"Kalian keterlaluan!" sambar Jungkook dengan nada tingginya, meneriakkan ketidaksetujuannya akan keputusan egois para orang tua yang jujur saja juga membuat Jennie mengernyit ingin teriak protes.

"Kau yang keterlaluan! Ayah sudah melarangmu untuk berhubungan dengan gadis itu tapi kau tetap saja tidak mendengarkan! Kau ini sudah menikah!"

"Kalian yang memaksa! Aku mencintai Lisa!"

Ada rasa iba ketika Jennie melihat tubuh Jungkook bergetar setelah pengakuannya. Jennie tidak mengerti mengenai perasaan seseorang, alasan yang membuat mereka rela melakukan apa saja untuk orang lain atas dasar cinta. Tapi, Jennie bisa melihat dengan jelas bagaimana pedulinya Jungkook pada Lisa.

"Hentikan omong kosongmu dan pergilah beristirahat. Kau sudah membuat gaduh seisi rumah," hardik ayah Jungkook, seakan tidak peduli dengan apa yang baru saja Jungkook katakan; menginvalidasi perasaan jujurnya.

Lalu, semua hening. Tak ada lagi kata yang terucap setelahnya, hanya napas memburu milik Jungkook. Melihatnya, Jennie menemukan raut kekalahan dan kehancuran menghiasi wajah pria itu.

Tiba-tiba, Jennie merasakan sakit di bahunya, baru saja dengan sengaja ditabrak Somi saat gadis cantik itu berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya. Jangan lupa dengan tatapan kebencian yang tidak pernah absen diberikan adik iparnya itu.

Tak hanya itu, Jennie dihadiahkan tatapan dingin Jungkook yang juga meninggalkan ruangan, entah kemana. Jennie yakin saat ini Jungkook tidak ingin berbagi kamar dengannya.

"Jennie, maafkan apa yang terjadi," suara ibu Jungkook menyapa telinga. Ayah Jungkook terlihat penuh penyesalan, tatapnya meneriakkan seribu maaf. Bukankah mereka seharusnya meminta maaf pada anak mereka?

Namun Jennie mengangguk pelan, memastikan kepada ayah dan ibu mertuanya bahwa ia baik-baik saja, meski kekecewaan masih dirasakan untuk kedua orang tersebut.

Setelah mengucapkan selamat malam, Jennie pun meninggalkan ruangan, menuju kamarnya.

Dan benar saja, Jungkook tidak ada.



•••



Tidak ada guru yang absen sebelum jam istirahat sehingga kesempatan merundung Lisa lebih kecil. Ketika jam istirahat pun, Lisa terlihat menghabiskan waktu dengan Somi di kantin sekolah.

Tidak. Jennie masih tidak peduli terhadap Lisa. Ia hanya menginkan ketenangan. Siswa-siswa dikelasnya begitu ribut dan rusuh ketika menghina Lisa, dan itu sangat mengganggu Jennie.

Hari ini seharusnya menjadi hari yang aman.

Tidak saat Jennie menemukan Jungkook dalam perjalanannya menuju rooftop, ingin menenangkan diri setelah tak berhasil menghilangkan gundahnya akan kabar kemarin.

Jungkook tidak sendirian. Ia sedang berbincang di tangga exit lantai 3 gedung sekolah dengan seseorang.

Bobby; terkenal dengan kemampuannya bermain game dan meretas komputer.

"Mr. Hwang sudah mencurigaiku. Dia curiga aku yang mengirimkan email tawaran beasiswa untuk pacarmu," ucap Bobby panik, membuat Jungkook mendengus kesal.

Jennie berhenti. Presensinya pasti diketahui jika ia melanjutkan langkahnya ke atap, atau pun kembali ke kelas. Tak ada cara lain selain diam pada tempatnya menunggu keduanya selesai.

"Aku akan menanganinya. Jangan beritahu siapapun, mengerti?" balas Jungkook.

"Aku tidak akan dikeluarkan dari sekolah, 'kan?"

"Jika tidak ketahuan kau aman."

"Tapi kau mengatakan padaku bahwa tidak akan terjadi apa-apa!"

Dari tempatnya, Jennie tidak bisa melihat wajah Bobby. Tapi dari suaranya ia bisa tahu bahwa Bobby kini sedang dalam keadaan kalut, takut bahkan.

"Makanya kau diam saja dulu. Biarkan aku yang bertindak."

Ada jeda beberapaa saat sebelum suara Bobby kembali terdengar oleh Jennie.

"Baik. Aku pergi," ucap Bobby, kemudian menghilang menaiki anak tangga.

Namun, terlambat bagi Jennie untuk bersembunyi, karena Jungkook melangkah menuruni tangga, lantas, menemukannya yang sedang terdiam.

Memasang wajah datarnya, Jennie berusaha agar Jungkook tidak melihat betapa gugupnya ia saat ini. Tapi bukankah seharusnya Jungkook yang takut melihat Jennie? Bagaimanapun Jennie telah mengetahui rahasia yang seharusnya hanya tersimpan antara lelaki itu dan Bobby.

Ketika tatap mata keduanya bertemu, Jennie bisa melihat ketakutan dimata kancil Jungkook. Hanya beberapa detik sebelum mata itu terisi dengan amarah.

Jennie tidak berkata apa-apa saat melewati Jungkook yang kini mematung di tempatnya.

Jennie tidak berkata apa-apa saat melewati Jungkook yang kini mematung di tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





•••



an

Mau ingetin kalo ini Jenkook story.

Jennie dan Jungkook akan berlayar sekalipun aku tau mungkin ada dari kalian yang rooting for taennie/lizkook.

So, please. Kalo terganggu dengan momen-momen Jenkook, stop reading.

Clandestine RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang