Bab 11. Kuah mie ayam

95 52 17
                                    

Jangan Lupa voment!









🌻🌻🌻








Sabtu pagi 🌄

"Jadi cuman makan malam biasa doang?" Marcella tak merasa puas dengan cerita pendek Shaquilla barusan.

"Iya, cuman makan malam biasa." Tekan Shaquilla. "Lagian jaman sekarang mana ada tuh yang namanya perjodohan, emang ini jaman Siti Nurbaya apa?"

"Kan mana tau, kaya di novel wattpad 'perjodohan anak dikarenakan bapaknya teman lama' yakan?" Marcella meminta dukungan pada Kartika.

"Itu cuman halusinasi authornya aja Mar, dikehidupan nyata mana ada yang kaya gituan" balas Kartika.

"Tuh dengerin" lanjut Shaquilla.

"Makanya, kalian jadi dong. Biar ada dikehidupan nyata" Marcella tak mau kalah debat.

"Lanjutkan sampai bel, kenyanglah tuh perut" sindir Helena yang sejak tadi menjadi obat nyamuk.

"Sana pesen makanannya, kita yang cari kursi. Gantian!" Marcella menarik Helena pergi.

"Dihh, kok ngamuk" ucap Shaquilla bernada.

"Udah, ayo. Keburu bel entar" Kartika berjalan duluan menuju gerobak mie ayam diikuti oleh Shaquilla.

"Kang, mie ayamnya 3 ya" pesan Kartika.

"Oke neng" balas Kang Mul.

"Tunggu disini ya, gue beli minumannya dulu." Shaquilla mengangguk patuh.

"Berapa kang?" tanya Shaquilla setelah mie ayam pesanan teman-temannya sudah selesai.

"Biasa" jawab Kang Mul.

"Biasa itu berapa kang? baru tau ada nominal uang segitu."

Mode lemot Shaquilla on!

"Astagfirullah" Kang Mul menepuk keningnya pelan. "30 neng" jawabnya kemudian.

"Ohh, bilang dari tadi dong kang."

Kartika belum juga datang, Shaquilla sudah selesai membayar. Ia menatap nampan berisi tiga mangkuk mie ayam itu ragu-ragu.

"Bawa nggak ya?" benak Shaquilla.

"Pelan-pelan, pasti nggak bakal tumpah" Shaquilla mengangkat nampan itu lalu berjalan pergi dari sana.

Baru tiga langkah, dan...

Brukkk...

"Astagfirullah, abi... hiks" ringis Shaquilla saat kuah mie ayam yang masih panas itu tumpah mengenainya. Rok dan lengan bajunya sudah basah dipenuhi kuah mie ayam.

Banyak pasang mata yang menonton kejadian itu, dan apa? tentunya mereka tertawa melihat penderita orang lain. Mereka merasa lucu, padahal orang tersebut sudah kesakitan.

"Dasar manusia nggak ada otak" umpat Azka yang kemudian menggendong Shaquilla pergi dari sana. Awalnya Shaquilla meronta, namun Azka membisikkan sesuatu yang membuat perempuan itu diam menunduk.

"Diam, atau lo bakal tambah malu." Itulah yang Azka bisikkan, entah mengapa Shaquilla menurutinya.

"Itu kenapa?" tanya Kartika melihat segerombolan ciwi-ciwi yang berlari keluar kantin.

"Itu, ada siswa yang gendong siswi" jawab seorang siswi yang sama-sama mengantri minuman. Kartika ber-oh lalu kembali fokus dengan pesanannya yang belum selesai-selesai hampir satu abad.

"Kak, tolong cepet dong" keluh Kartika.



==




"Kang, temen saya mana?" tanya Kartika yang tak melihat keberadaan Shaquilla di sekitar pgerobak penjual mie ayam.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang