Bab 16. Gavian

78 41 10
                                    

Vote!






🌻🌻🌻











Senin Pagi 🌄

"Gue dari awal emang nggak percaya sama tuh kakak kelas." Marcella masih tak terima karena kelompoknya tidak menang untuk pertandingan membuat karangan dalam rangka kegiatan organisasi yang diadakan kemarin.

"Udahlah Mar, ikhlasin aja" ucap Shaquilla.

"Sok pinter banget sih dia, kalau aja waktu itu tuh orang dengerin ide kita, mungkin kita bakal menang."

"Sudah berlalu, masih aja dibahas." Helena angkat suara.

"Minum-minum, biar adem" tutur Kartika.

"Assalamualaikum" salam Bu Bella memasuki kelas.

"Wa'alaikumsalam" jawab murid serentak.

"Seperti biasa, Pr nya silahkan dikumpul" tutur Bu Bella.

Beberapa mendesah lemas, matematika memang pelajaran yang sangat meresahkan.



==




"Tuh rame-rame kenapa?" tanya Marcella kepo.

"Palingan berantem," sahut Shaquilla.

"Liat yuk," Marcella menarik Shaquilla menuju kerumunan murid di dekat toilet pria.

"Mar, ngapain sih liatin gituan."

"Yahh... ternyata 'yang biasa', bosan ah." Marcella berbalik hendak pergi, diikuti Shaquilla.

Mereka hanya berdua, habis dari toilet. Sedangkan Kartika dan Helena sudah duluan ke kelas.

"Hei! Cewe yang disana!" teriak seseorang.

Siswa-siswi yang tadinya riuh, langsung senyap. Refleks Shaquilla dan Marcella menoleh. Semua orang menatap keduanya.

"Yang disebelah yang pake hijab, sini!" teriak siswa yang berpenampilan berantakan itu.
"Cepetan!"

Marcella menunjuk dirinya bingung.

"Iya, lo. Sini cepetan"
Marcella berjalan pelan ke tengah kerumunan itu dengan perasaan campur aduk.

"A-ada apa kak?" tanya Marcella takut.

"Buktiin kalau lo nggak ada hubungan apapun sama Meisya dengan nembak dia sekarang juga!"

"Ck, lo gila?" sarkas Gavian mendengar penuturan gila Bastian, teman gelutnya barusan.

"Kalau lo jadian sama dia, gue bakal percaya kalo lo nggak ada perasaan sama cewek gue." Bastian menatap Gavian tajam, Meisya yang ada disana hanya diam membisu.

"Yakan, nggak gini juga caranya anjir. Masa gue harus pacaran sama cewe modelan kaya gini." Gavian melirik Marcella sekilas.

"Cewek kaya gue gimana anjim?" sentak Marcella dalam hati.

"Berarti benar, lo suka sama Meisya." Kompor salah seorang siswa yang berpihak pada Bastian.

Gavian yang mendengar itu mengumpat dalam hati sambil menatap si pelaku tajam. "Awas aja lo bangsat". Yang ditatap langsung ciut.

"Nih ya, asal lo tau. Gue sama sekali nggak pernah ngelirik cewek lo. Gue nggak sebangke itu sampe pacar temen sendiri diembat" ucap Gavian.

"Yaudah, tembak dia sekarang!" titah Bastian.

"Anj*ng lo kampret" umpat Gavian dalam hati.

"Tembak!"

"Tembak!"

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang