Bab 2. Daun sirih

202 110 60
                                    

Bintangnya dipincet, komennya dibanyakin biar rame. Bagi yang mau aja, kalau nggak mau nggak papa:)






🌻🌻🌻






"Sha, lo nggak papa kan?" tanya Kartika pada Shaquilla yang sejak tadi hanya diam lesu. Ia bahkan tak punya gairah untuk mendengarkan Ibu Bella yang menjelaskan materi trigonometri di depan sana.

"Gue nggak papa Kar" balas Shaquilla tersenyum kecil. Lalu kemudian langsung kembali ke ekspresi sebelumnya.

Kartika menghela nafas pelan, ia kembali memfokuskan perhatiannya pada Ibu guru bidang studi matematika yang menerangkan pelajaran didepan sana.

Shaquilla menelungkupkan wajahnya diatas meja dengan beralaskan kedua tangannya. Hari ini ia badmood sekali.



==



"Kamu nggak papa Sha sendirian?" tanya Kartika.

"Iya nggak papa, kamu duluan aja. Imam pasti udah dijalan kok"

"Yaudah, gue duluan ya" Kartika melajukan motor miliknya.

Shaquilla memilih duduk di kursi halte bus di depan sekolah. Menunggu kedatangan sang adik bernama Imam itu.

"Si Imam kok belum datang-datang sih," gerutu Shaquilla sebal. Sudah hampir 30 menit ia menunggu namun Imam tak kunjung datang.

Haus melanda tenggorokan, Shaquilla mengambil botol minum miliknya didalam tas.

"Ehh, tunggu... kaya ada yang kurang" benak Shaquilla yang merasa sesuatu menghilang dari dalam ranselnya.

"Innalillahi, tupperware abi ketinggalan" panik Shaquilla refleks berdiri dari duduknya sehingga ransel yang tadinya ia pangku langsung meluncur kebawah.

Shaquilla buru-buru membereskan barangnya yang jatuh lalu berlari memasuki sekolah kembali.

"Bisa dapet ceramah panjang kalau sampe tupperware hilang" panik Shaquilla.

Shaquilla berjalan tergesa memasuki kelas, memeriksa laci mejanya apakah kotak bekal itu ada disana. Dan, nihil!

"Shaquilla ceroboh" rutuknya pada diri sendiri.



==



"Lo dari mana aja sih kak?" omel Imam memandangi sang kakak yang baru keluar dari sekolah dengan wajah lemas dan lesu.

"Lo yang dari mana, udah sejam lebih gue nungguin tau!" bentak Shaquilla.

"Lo aja yang pelupa, tadi kan gue udah bilang kalau hari ini gue ada rapat osis. Terus lo bilang mau nunggu aja" tutur Imam.

"Kapan lo bilang gitu?" tanya Shaquilla mencoba mengingat-ingat.

"Tadi pagi waktu berangkat sekolah, dasar pikun" cibir Imam.

"HUAAAA... IMAM JAHAT, QUILLA NGGAK PIKUN, HANYA LUPA AJA. IMAM JAHAT, QUILLA BILANGIN KE ABI!" tangis Shaquilla pecah, untung sekolah sudah sepi jadi Imam tak terlalu dibuat malu oleh kakak perempuan satu-satunya itu.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang