Bab 41. Usaha

56 15 0
                                    

Vote dulu dong🙂

🌺🌺🌺


Setelah berbincang banyak, Patricia baru teringat jika ia harus menghadiri acara dengan teman-temannya. Pas banget Azka lewat, Patricia langsung memanggil sang putra.

"Azka"

Azka menghampiri sang bunda, "Iya"

"Kamu temenin Shaquilla ya, bunda harus siap-siap mau pergi" Patricia bangkit dari duduknya. "Tante tinggal dulu ya sayang, Tante baru ingat kalau mau pergi ketemu temen tante"

"Iya tante" balas Shaquilla.

Patricia meninggalkan Shaquilla dan Azka disana. Shaquilla yang duduk di sofa tak tahu harus berbuat apa, ia hanya bisa duduk diam sambil sesekali memasukkan potongan buah yang terhidang kedalam mulutnya.

Azka duduk di sofa yang bersebrangan dengan Shaquilla, pria itu sibuk mengutak-atik handphonenya.

Lama diam, Shaquilla jadi bosan.

"Hm, kak maaf soal tadi. Aku benar-benar nggak ada maksud buat..." Shaquilla menggantung ucapannya, bukan karena Azka menyela hanya saja ia tak tahu harus berkata apa lagi.

"Hm, kakak maafin aku kan?"

"Hm" balas Azka singkat dengan masih berfokus pada layar handphone. Dasar.

Senyum Shaquilla timbul sedikit, "Makasih"

===

"Kita pamit om, Azka" tutur Satria.

"Iya, hati-hati mengemudinya. Udah malam"

"Iya om, tentu. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

.
.
.

"Bang, Kak Azka punya dendam saam Shaquilla ya?"

Kening Satria mengerut heran, "Kok Quilla ngomong gitu?"

"Habisnya, Kak Azka selalu nyuekin Quilla. Padahal Quilla udah bersusah payah buat ngajak ngobrol tapi jawabnya cuman, 'Iya, tidak, hm'. Singkat bangett"

Satria terkekeh ringan. "Dia emang gitu orangnya, tapi sebenarnya anaknya baik kok. Ramah lagi"

===

Satu Minggu lagi, ujian semester ganjil akan diadakan. Shaquilla mulai belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang baik.

Tiap malam, ia akan datang ke kamar sang adik untuk belajar bersama. Tak ayal Imam menjelaskan materi pelajaran kepada sang kakak.

.
.

"Pagi yang mendung" gumam Shaquilla menatap awan hitam di langit pagi ini.

Ia melirik jam, menunjukkan pukul setengah tujuh, Shaquilla turun dari kamarnya. Ia tak mendapati sang abang, lantas Shaquilla langsung mencari keberadaan pria itu.

"Bang Satria!"

"Bang Satria tadi berangkat ke restoran, katanya ada sedikit masalah"

"Masalah apa?"

"Nggak tau. Cepetan pake sepatu, kita berangkat sekolah"

"Sarapan?"

"Disekolah, lagian Bang Satria nggak nyiapin sarapan sebelumnya"

"Hm" balas Shaquilla lalu pergi ke rak sepatu sambil berfikir apa gerangan yang terjadi sehingga sang abang pagi-pagi pergi. Apa masalahnya serius? Shaquilla sangat cemas akan hal itu.

===

Masih pagi sekali jadi sekolah masih lumayan sepi, keduanya langsung menuju kantin dengan masih menggandeng tas masing-masing.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang