Bab 35. Kecelakaan

57 18 0
                                    

Titttttttttt.....

Brakkk.....

Chitttt......

"A-bi" mata Shaquilla tepejam, kegelapan menyelimuti penglihatannya hingga dirinya perlahan tsk sadarkan diri.

Keadaan sekitar sangat kacau. Satu mobil truk menabrak tiang lampu jalan, satu minibus sudah hancur pada bagian depannya karena menabrak belakang badan mobil truk. Dan satu motor terhempas hingga keluar dari jalur jalan.

Dua pengendara motor tak sadarkan diri, keduanya tak lain adalah Kartika dan Shaquilla.

Orang-orang langsung berkerumun untuk sekedar melihat dan beberapa memilih mengabadikan kejadian tragis itu dalam handphone mereka. Seakan-akan itu lebih berguna dibandingkan menolong korban kecelakaan.

Tak lama ambulans datang disusul mobil polisi. Pengemudi minibus meninggal ditempat dengan tubuh yang terjepit kemudi mobil. Pengemudi truk hanya luka ringan, sedangkan dua pengendara motor dalam keadaan kritis.

==

Adam diam menatap kosong ke depan, mengepal erat kedua tangannya. Ia kini tengah berada di depan ruang ICU menunggu kabar dari dokter yang mengoperasi putri tercintanya.

Ditempat lain satu keluarga tengah menangis histeris meratapi putrinya yang sudah tak bernyawa. Saling menyalahkan dan mengucapkan kata maaf, hanya itu yang mereka bisa lakukan saat ini.

Kartika tak selamat, saat hendak sampai di rumah sakit ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Saat keluarga Kartika tiba di rumah sakit, yang mereka dapati tinggal tubuh putih pucat pasih tak bernyawa. Menyesal? Tentunya, penyesalan memang selalu datang diakhir.

==

"Harusnya Imam larang kakak pergi, harusnya Imam yang anterin Kak Quilla. Hiks, harusnya Imam..."

"Udah Mam, jangan salahin diri sendiri. Ini sudah takdir dari Allah, Quilla pasti kuat kok. Abang yakin itu"

Satria melirik jam tangannya, menunjukkan pukul 8 malam. "Sholat isya dulu yuk" ajaknya pada sang adik.

Imam mengangguk.

"Abi, Satria sama Imam ke mushola bentar" izin Satria namun tak ada jawaban.

Satria menyentuh bahu abinya itu, membuatnya tersadar lalu menatap Satria dengan tatapan yang membuat hati Satria tergores.

Namun ia harus kuat, untuk adiknya yang berjuang didalam sana. "Abi, sholat isya dulu yuk" ajak Satria.

"Iya, duluan aja"

"Abi" tegur Satria.

Adam menunduk dalam, menghirup udara dalam lalu berdiri dari duduknya.

"Ayo" ajaknya pada dua putranya itu.

==

Pukul 6 pagi, setelah sholat subuh tadi Adam masih setia duduk di sebelah ranjang Shaquilla. Operasinya berjalan lancar, namun Shaquilla dinyatakan koma. Adam amat terpukul, sebagai seorang ayah ia tak bisa berbuat apa-apa saat ini. Hanya doa yang bisa ia udarakan kepada sang pencipta, berharap sebuah keajaiban menghampiri putri kecilnya.

"Abi sarapan dulu" Imam meletakkan kantong plastik berisi bubur ayam diatas nakas.

"Iya, kamu duluan makan. Abi nanti aja"

Imam yang tadinya hendak memakan buburnya langsung terhenti. Meletakkan styrofoam itu diatas kursi sebelahnya.

Melihat hal itu, Adam menoleh. "Baiklah, abi sarapan. Kamu juga"





The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang