Bab 38. Curhatan Yogi

46 18 0
                                    

Vote dulu dong ^_^


🌺🌺🌺


"Dari mana aja lo, jam segini baru pulang?" tanya Imam.

"Biarin aja Mam, terserah dia mau bagaimana. Hidup-hidup nya jadi nggak usah diurusin!" suara Satria re terdengar dari ruang keluarga.

Imam yang mendengar itu langsung diam. Shaquilla berjalan masuk menuju kamarnya tanpa berbicara sepatah katapun.

.
.

Jam sepuluh malam, perutnya minta diisi. Sejak tadi siang ia belum makan. Ia turun menuju dapur, mencari sesuatu yang bisa dimakan disana.

Namun tak ada, hanya bahan masakan yang ada di kulkas. Memasak? Dirinya tak bisa.

Lampu dapur tiba-tiba menyala, Shaquilla berbalik dan mendapati Satria disana.

Tanpa berbicara, Satria berjalan menuju kulkas. Mengambil satu telur dan daun bawang. Shaquilla terus memperhatikan gerak-gerik sang abang.

Tak sampai sepuluh menit, satu piring nasi goreng. Satria meletakkannya di atas meja lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun dari area dapur menuju ruang keluarga untuk menonton tv.

Shaquilla yang melihat itu pun hanya bisa diam, tanpa menunggu lama ia langsung menyantap nasi goreng buatan sang abang. Enak, masakannya enak seperti biasanya.

Setelah selesai makan, Shaquilla hendak mencuci piring bekas makannya. Namun...

Pranggg...

Piring itu jatuh ke lantai, menyebabkan bunyi nyaring.

Satria yang mendengar itu langsung beralih menuju dapur. Bahkan Imam sudah berlari turun dari lantai dua.

"Ada apa?" tanya Imam panik.

Shaquilla menunduk dalam.

Satria yang melihat pecahan piring yang berserakan itu langsung maklum. Ternyata sifat ceroboh sang adik masih ada.

"Minggir" ketus Satria lalu dengan hati-hati Shaquilla bergeser dari sana.

Satria membersihkan pecahan piring itu, "Sana kembali tidur, besok kamu sekolah kan, Mam" ucap Satria yang ternyata ditujukan pada Imam.

Sedangkan Shaquilla?

"Kak tidur sana, besok sekolah" tutur Imam.

"Besok dia nggak sekolah" ucap Satria dingin.

"Kenapa?" tanya Imam heran.

"Itu hanya percuma saja. Sudahlah, Mam tidur sana"

Entah mengapa mendengar perkataan Satria barusan, hati Shaquilla sedikit tergores. Diabaikannya seperti ini benar-benar tidak mengenakkan.

===

"Imam tanyain, kenapa dia pergi sekolah. Bukannya dia bilang nggak mau sekolah?!"

Imam hanya diam, ia melirik Shaquilla yang tengah menyantap sarapannya dalam diam.

.
.

"Bang Imam berangkat" Imam menyalami Satria yang tengah duduk di teras rumah.

"Hm, hati-hati dijalan"

"Bang, Sha--"

Saat Shaquilla hendak berpamitan dengan Satria, sang abang malah berdiri dari duduknya lalu masuk kedalam rumah. Ia benar-benar mengacuhkan Shaquilla.

"Ayo" ajak Imam.

Shaquilla menurut.

==

"Hm, baiklah. Yang penting lo nggak bakal berhenti temenan sama kita kan?" tanya Vina.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang