Bab 25. Perlombaan

59 25 7
                                    

Langsung saja 👇

🌺🌺🌺

Riuh tepuk tangan memenuhi lapangan basket SMA Mentari saat kedua tim memasuki lapangan.

Dan yang paling membuat heboh adalah anggota baru di tim Gavian yakni Azka. Kulit putihnya sangat kontras saat mengenakan kaos basket tanpa lengan itu.

"Siapa tuh, baru liat"

"Cakep cuy, kemana aja selama ini kok baru nongol"

"Eh, yang sebelahnya jug cakep. Saap tuh, kemarin perasaan nggam ikut deh"

"Uhh, kalau gini oleng mulu atuh"

"Yang imut punya gue, no debat"

Dan masih banyak lagi celotehan khas ciwi-ciwi suporter.

Shaquilla yang mendengar itu mendengus malas. "Biasa aja" benaknya.

"Eh, Sha. Sumpah, Kak Azka kok keren banget" ucap Marcella heboh.

"Ah, pasti Kak Juanda capek banget. Kemarin baru tanding futsal dan ini malah ikut tanding basket lagi" gumam Kartika.

"Bucin" ledek Shaquilla dan Marcella kompak lalu kemudian tertawa.

Pertandingan berjalan dengan sengit, Gavian dan Juanda beberapa kali berhasil memasukkan bola kedalam ring. Semuanya fokus pada pertandingan, beda dengan Shaquilla yang malah fokus dengan seseorang yang duduk dibarisan para juri.

Si ketos SMA Mentari, siapa lagi kalau bukan Galang. Shaquilla tak bisa mengalihkan pandangannya dari pria yang mengenakan almamater bertuliskan OSIS SMA Mentari itu.

"Woahh... Kak Azka yang masukin bola!" pekik Marcella heboh. Shaquilla beralih kembali ke lapangan, dimana Azka dan timnya tengah tersenyum penuh kemenangan.

"Uhhh, senyumannya!"

"Ya Allah, sungguh indah ciptaamu"

"Ahhk, kak kamu masih jomblo nggak?!"

Dan berbagai kata-kata alay lainnya.

"Ck,manis darimana. Pahit iya" cibir Shaquilla dalam hati.

==

Karena ada acara yang bakal di langsung nanti pukul 3 sore, jadi murid lebih awal dipulangkan. Pukul setengah sebelas, Shaquilla kini masih berdiri di halte. Tak tahu harus pulang naik apa. Kartika? gadis itu sudah pergi dengan Juanda, Kartika benar-benar pacar yang perhatian.

"Apa aku tunggu Imam aja?" benak Shaquilla kemudian melirik jam tangannya.

"Uhh, masih lama. Hm,naik angkot aja deh. Insyaallah aman"

Titt...titt...

Shaquilla refleks menoleh, Shaquilla langsung memasang wajah datar menatap orang tersebut.

"Ayo, gue anterin" tutur Azka.

Shaquilla masih diam, tak melirik juga membuat Azka mendengus kesal.

"Cepetan, nggak usah jual mahal"

Dengan terpaksa, Shaquilla menurutinya. Naik keatas motor dan seperti biasa, ia memegang ujung baju Azka agar ia tidak jatuh.

Citt...

Azka mengerem mendadak, membuat Shaquilla terdorong kedepan sehingga kepalanya berbenturan dengan punggung kokoh milik Azka.

"Hati-hati dong kak" omel Shaquilla mengelus keningnya pelan.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang