Bab 6. Lele

149 85 47
                                    






🌻🌻🌻









"Makasih kak" ucap Shaquilla saat sudah turun dari motor Galang. Demi apapun, ia lebih memilih motor matic daripada motor yang menjulang tinggi itu.

"Sama-sama, yaudah kakak duluan ya" balas Galang, Shaquilla mengangguk.

Btw, Shaquilla dan Galang itu satu kompleks. Jadi kenal satu sama lain, dan juga mereka bersekolah di SMP yang sama.

Setelah Galang pergi, Shaquilla langsung membuka pagar rumahnya untuk masuk.

"Ehh, kok cepet amat kerja kelompoknya?" tanya Imam yang mendapati sang kakak sudah kembali.

"Ditunda jadi besok" jawab Shaquilla malas.

"Kenapa?" tanya Imam.

"Kepo amat sih"

"Kok nge-gas sih? santuy aja mba. Lagi datang bulan ya?" balas Imam.

"Emang iya" jawab Shaquilla, Imam dibuat bungkam seketika.

Brubuk...

"Astagfirullah." Shaquilla meringis.

"Astagfirullah kak," Imam langsung berlari menghampiri Shaquilla.

"Mana coba liat?"

Shaquilla memperlihatkan kedua telapak tangannya.

"Ishh, dasar" ucap Imam pelan, Shaquilla mengerucutkan bibirnya.

"Ayo berdiri" Imam membantu Shaquilla berdiri dan menuntunnya duduk di sofa.

Imam mencari kotak P3K, lalu dengan cekatan mengobati luka sang kakak.

"Ada lagi?" tanya Imam. Shaquilla nyengir lebar, lalu menyingsingkan roknya.

"Astagfirullah kak, ini kenapa nggak diobati dari tadi? sampe kering gini liat!"

Mode cerewet Imam on!

"Lupa" jawab Shaquilla, sebuah jitakan pelan melayang ke jidat mulus milik Shaquilla.

"Auuuh, sakit Imam!" pekik Shaquilla. Imam tak menggubris, ia fokus mengobati lutut sang kakak yang memar, tapi karena sudah lama jadi kering.

Telapak tangan dan lutut sudah diberi antiseptik dan ditutup perban oleh Imam.

Shaquilla hendak berdiri, namun meringis karena lututnya perih.

"Mam, gendong" pinta Shaquilla. Imam dibuat menghela nafas malas.

"Allahu Akbar, berat banget lo kak" ucap Imam saat Shaquilla sudah berada di punggungnya.

"Berat badan gue cuman--" Shaquilla menggantung ucapannya.

"Eh, gue lupa. Entar deh ditimbang lagi" lanjut Shaquilla.




===



Imam menurunkan Shaquilla saat sudah sampai di kamar.

"Oh ya Mam, muka lo kenapa sih bisa bonyok gitu?" tanya Shaquilla penasaran.

"Kepo amat sih" Imam mengulang kalimat Shaquilla tadi lalu melenggang pergi.

"Bakwan!" teriak Shaquilla.

"Micin!" sahut Imam dari luar.





###








Selasa malam 🌌

Di ruang keluarga, di depan tv.

"Kok Quilla nggak jadi kerja kelompoknya?" tanya Adam.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang