Bab 3. Tupperware

180 104 48
                                    

Ini bukan lagi promosi yaa😆




🌻🌻🌻





Senin malam 🌌

"Abi, besok Quilla mau kerja kelompok di rumah Kartika. Boleh?" tanya Shaquilla pada sang abi.

"Iya, boleh. Tapi jangan terlalu sore pulangnya" balas Adam dengan tatapan yang fokus pada tv dihadapannya.

"Quilla nanti langsung ke rumahnya Kartika, jadi nggak makan banyak waktu kalau harus pulang dulu" imbuh Shaquilla yang asyik memakan kuaci.

"Iya sayang" balas Adam.

"Imam mana bi?" tanya Shaquilla karena sejak selesai sholat isya tadi sang adik sudah tak muncul lagi.

"Tadi keluar, katanya ngumpul sama temennya" jawab Adam.

"Kok dibolehin? kan udah malam bi" protes Quilla

"Sekali kali kok, jadi biarin aja"

"Ihh abi mah gitu, gimana kalau Imam kenapa-napa diluar sana. Terus gimana kalau sampe Imam diculik psikopat terus dimutilasi, kan ngerii" ucap Shaquilla penuh drama.

"Mulai sekarang berhenti baca novel, tingkat halusinasi kamu sudah terlampau tinggi" ujar Adam yang sudah tahu sang putri menggemari novel online yang sangat digandrungi banyak remaja sekarang ini.

"Seru tau bi, lagian dari novel itu terkadang kita bisa mengambil pelajaran hidup" jelas Shaquilla.

"Terserah kamu deh" putus Adam yang capek berdebat.

Keduanya asyik dengan acara tv malam ini. Tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Udah jam 9, kok Imam belum pulang juga bi? Quilla telfon ya" ucap Shaquilla langsung mencomot handphone sang abi.

"Kok handphone abi?" tanya Adam.

"Pulsa Quilla habis" jawab Shaquilla cengengesan.

"Nggak diangkat bi" kata Shaquilla setelah mencoba menghubungi Imam beberapa kali.

"Udah, entar juga pulang dianya. Quilla pergi tidur deh, besok sekolah"

"Iya abi" jawab Shaquilla pasrah.


==



Selasa pagi 🌄

"Pagiiii!" seru Shaquilla heboh.

"Pagi" sahut Adam yang duduk di kursi yang bersebrangan dengan Imam.

"Dek, kok lo nggak pake seragam? nggak sekolah lo? Oh ya, kemana aja lo tadi malam. Abi udah telfon berkali-kali tapi--" Shaquilla menghentikan kalimatnya saat melihat wajah Imam yang penuh bekas luka, Shaquilla langsung heboh.

"Astagfirullah, muka lo kenapa sampe bonyok gitu? berantem lo ya? apa jangan-jangan lo tawuran?" selidik Shaquilla.

"Husstt... udah jangan banyak ngomong lagi, buruan makan terus berangkat. Abi yang anterin" Adam berdiri dari duduknya meninggalkan ruang makan.

"Abi kenapa?" bisik Shaquilla pada Imam yang tak dijawab sama sekali oleh pria itu. Shaquilla dibuat mendengus kesal.



==



"Assalamualaikum bi" pamit Shaquilla mencium punggung tangan milik Adam.

"Baik-baik sekolahnya, hati-hati" nasehat Adam yang dibalas anggukan oleh Shaquilla.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang