Bab 21. Sakit tapi tak berdarah

62 25 6
                                    

Siapin emosi untuk part ini!

🌺🌺🌺

Shaquilla selalu mengembangkan senyumnya dari tadi pagi. Dan sejauh ini, alhamdulillah ia belum mendapatkan ujian berupa jatuh tersungkur atau hal semacamnya.

"Lo kenapa sih dari tadi senyum lo nggak pernah luntur?" tanya Marcella.

"Emang nggak boleh? senyum itu sedekah tau Mar" jawab Shaquilla.

"Boleh gabung?"

Keempat sekawan itu langsung menatap orang yang bersuara barusan.

"Ini bener Kak Gavian?" gumam Marcella tak percaya dengan manusia yang sudah mengambil kursi untuk gabung dengan meja yang mereka tempati.

Marcella menatap sekeliling, banyak pasang mata yang menatap kearah mereka. Lebih tepatnya kearah Gavian, salah satu siswa yang jarang sekali muncul di kantin.

"Lanjut makan, kok malah bengong" ujar Gavian yang juga mulai melahap batagor yang ia pesan.

"Kakak sendirian? kok nggak bareng temen kakak yang waktu itu?" tanya Shaquilla. Teman Gavian yang Shaquilla maksud adalah Sandy.

"Dia nggak sekolah, sakit katanya" jawab Gavian.

==

"Oh astaga, tau nggak tadi jantung gue demo didalem. Ahhk, sepertinya Jungkook akan punya saingan di hati gue" ucap Marcella setelah Gavian pergi dari kantin.

"Ck, lebay" cibir Helena.

"Iri bilang bos" sahut Marcella.

"Sha, apa jangan-jangan Kak Gavian suka sama lo ya" ucap Kartika.

"Ho'o, Kak Gavian jadi berubah tau semenjak kenal sama lo" tambah Marcella.

"Nggak ah, yang gue liat sih Kak Gavian biasa aja. Nggak usah ngadi-ngadi deh"

"Btw, selamat ya yang udah jadian satu bulan" ujar Marcella, Helena tersebut malu-malu.

"Kak Juanda ngasih apa?" tanya Marcella.

Kartika menyibak rambutnya yang memang di gerai, mengeluarkan benda mungil yang menggantung pada kalung yang ia kenakan.

"Wahh, gue iri sumpah" ucap Marcella heboh.

"Bagus banget Kar. Ahh, gue jadi pengen" Shaquilla memanyunkan bibirnya sedikit. Kartika tersenyum malu-malu.

"Baru satu bulan pacaran udah dapet kalung, mungkin kalau satu tahun dapet mobil kali ya" ujar Helena.

"Aminn" seru Marcella dan Shaquilla serempak.

==

"Sha, beneran mau sendiri aja? gue temenin sampe Imam datang ya" tutur Kartika.

"Nggak usah Kar, lo duluan aja." Tolak Shaquilla lembut.

"Hm, baiklah. Gue duluan, assalamualaikum" pamit Kartika yang kemudian melajukan motor matic miliknya.

Shaquilla kembali duduk di kursi halte, menunggu Galang datang. Tentunya kalau soal ini Shaquilla tak lupa, ia sangat-sangat ingat kalau mereka akan pergi makan bakso bersama. Shaquilla yang akan mentraktir, sebagai ganti untuk Galang yang membayar belanjaannya kemarin.

Tak lama sebuah motor trail berhenti didepan halte, si pengendara membuka helm full face miliknya.
Lalu tersenyum kearah Shaquilla.

Jangan tanyakan bagaimana jantung Shaquilla saat ini. Sangat berdetak dengan cepat.

Shaquilla tak hentinya mengucap istighfar dan kalimat syukur dalam hati.

"Ayo"

Shaquilla menghampiri Galang.
"Maaf, helmnya cuman satu" ucap Galang tak enak.

The Careless GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang