3. Sudah Biasa

7K 601 94
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran

***



"Permisi? Boleh gabung?"celetuk seseorang membuat semuanya mendongak.

Floe menatap datar kedua orang yang melihatnya gugup. Kedua gadis itu juga menunduk takut,berbeda dengan Floe ia lebih memilih melanjutkan makannya. Cia yang berada di sebelahnya hanya diam. Gadis itu tidak mempedulikan kedua orang tersebut.

"Duduk aja,"ujar Alva lembut. Kedua gadis itu langsung duduk. Adifa yang langsung duduk di sebelah Alva dan Chesa yang duduk di sebelah Floe dengan muka menunduk. Floe memilih diam saat tangan Alva menarik tangan Adifa di sebelahnya.

Ia ingat, dirinya dulu menyukai Alva dan Floe juga bisa berbuat nekat karena Alva. Dan gadis yang dihadapannya adalah orang yang Floe benci. Gadis lugu yang mampu membuat Floe menjadi gadis jahat.

"Dia itu emang polos atau pura-pura polos sih!"batin Floe.

"Ngapain duduk di sebelah gue?"tanya Floe dingin.

"Duduk,di sana kan udah pada penuh."ujar Chesa gugup. Floe hanya memutar bola matanya jengah.

"Gitu aja di permasalahkan! Lo yang harusnya pergi dari sini!"sinis Fano, menurutnya adiknya itu terlalu over kepada orang yang menurutnya menganggu.

"Bener tuh,dasar ulet bulu!"ejek Rafa kepada Floe.

"Gak usah dengerin,"ujar Alva santai.

"Maaf Floe,"ucap Chesa.

Brak!!!

Cia yang di sebelahnya pun langsung menatap sinis mereka. Floe dengan kesal menatap tajam mereka yang membuat semuanya diam. Gebrakan meja yang ia lakukan membuat semua orang kembali menatap ke arah Floe yang sedari tadi sudah jengah. Kalau bukan karena tidak ada tempat duduk lagi,ia malas duduk di sini. Dan ia juga menyesali karena mau diajak ke kantin oleh Cia. Padahal ia sudah tolak mentah-mentah tadi.

"Anjir! Kenapa jadi serem gitu?"batin Rafa.

"Sejak kapan Floe semenakutkan gitu,"batin Aldi.

"Gila! Adik gue bisa ngamuk,"batin Fano.

"Dia beda,"batin Alva.

"Aaaaa aku takut,"batin Adifa.

"Ya ampun kenapa juga gue harus duduk di sebelah Mak lampir,"batin Chesa.

"Ngamuknya Floe melebihi seremnya Alva,"batin Cia.

"Kenapa? Bisa diam kan?"ucap Floe dingin.

Setelah semuanya diam,kini Floe melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan orang-orang yang melihatnya. Seakan tidak ada apa-apa. Rafa dan Aldi menatap Floe cengo.

"Kenapa? Gue nyeremin?"tanya Floe datar.

Mereka pun dengan cepat menggeleng. Tak ingin mencari masalah lagi dengan membangunkan macan tidur. Sudah cukup gebrakan yang membuat jantung mereka serasa ingin copot. Mereka berpikir,apa tidak sakit menggebrak meja yang keras itu.

"Oh,"jawab Floe.

Semua yang berada di meja itu cengo,tapi tidak dengan Alva dan Fano. Mereka berdua hanya menatap Floe tajam dan dengan perasaan kesal karena kaget.

"Udah yuk Floe!"ujar Cia. Tanpa basa basi lagi,Floe berjalan meninggalkan kantin bersama dengan Cia.

"Fiks! Sekarang Floe lebih nyeremin dari pada yang dulu,"ujar Rafa setelah melihat kedua sahabat tadi pergi.

Change of natureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang