20. Dia siapa?

4.3K 400 119
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran

***

Malam ini,kedua orang tua Floe dan Fano sudah kembali dari luar kota,namun tidak sesuai ekspektasi Floe karena mereka akan kembali lagi pergi untuk ke luar negeri.

"Floe maafin Bunda ya,Bunda janji. Setelah dari Singapura,Bunda akan di rumah terus,"ujar Bunda membujuk Floe yang sedang merajuk.

Floe hanya mampu menghela nafas,ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Ayah dan Bundanya selalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Bunda sama Ayah bisa nggak sih,nggak mentingin pekerjaan? Emang sepenting mana pekerjaan sama Floe?"ketus Floe.

Saat ini mereka tengah berada di ruang tamu,Fano yang melihat adiknya merajuk pun hanya diam. Biasanya juga adiknya bodo amat dengan pekerjaan orang tuanya,kenapa sekarang menjadi seperti itu.

"Bukan begitu sayang. Ayah sama Bunda kan lakuin ini demi kamu sama Fano juga,"ucap Ayah yang membuat Floe mendengus.

"Ya udah deh terserah sana! Floe nggak perduli."ujar Floe yang lebih memilih untuk pergi ke kamarnya.

Bunda dan Ayah langsung menghela nafas. Mereka berdua melihat kepergian Floe yang tampaknya sangat kecewa dengan putrinya itu.

"Fano,jaga Floe ya. Bunda sama Ayah harus kembali pergi."ucap Ayah yang langsung menyeret koper bersama istrinya dan langsung pergi.

Fano yang melihat kedua orang tuanya pergi pun hanya bisa diam. Sejujurnya ia ingin jika keduanya berhenti bekerja dan lebih mengurus anak-anaknya di rumah. Namun ia sadar,kedua orang tuanya melakukannya juga untuk dirinya dan Floe.

Pemuda itu langsung menuju ke kamar adiknya. Ia langsung masuk dan menemukan adiknya yang sedang duduk di sofa dekat jendela sambil memandangi langit.

"Floe!"panggil Fano membuat Floe menoleh.

Ia langsung menatap datar sang kakak yang kini sudah duduk berada di sampingnya.

"Ngapain Lo ke sini?"ketus Floe membuat Fano menghela nafas.

"Lo marah sama ayah sama bunda?"tanya Fano.

"Udah tahu nanya."sahut Floe.

"Alasannya kenapa?"

"Emang marah harus pake alasan?"

Mendengar jawaban Floe,Fano langsung terdiam. Hingga keheningan melanda mereka.

"Lo tahu nggak? Ada satu orang yang gue kenal. Dia orang yang kuat,dia hidup sendiri."celetuk Fano membuat Floe menoleh.

"Hidupnya selalu sendirian. Dia nggak punya orang tua. Di luarnya aja dia kuat,tapi aslinya dia rapuh. Ibunya meninggal saat berumur 7 tahun. Dan ayahnya? Ayahnya memilih pergi bersama istri keduanya!"cerita Fano yang membuat Floe tertarik mendengarkan.

"Setelah ibunya meninggal,dia mencari ayahnya. Sampai suatu hari mereka bertemu.

Namun sayang,ayahnya bersama istri keduanya memiliki anak yang juga berumur sama dengan si dia itu,"

"Terus?"

"Mereka akhirnya tinggal bersama. Tapi apa? Anak ayahnya yang satu itu nggak suka dengan kedatangan si Dia,bahkan istri ayahnya itu pun mempunyai rencana jahat untuk menjauhkan si dia itu dari ayahnya,"

"Jahat banget sih!"gumam Floe namun masih di dengar.

"Dan Lo tahu Floe? Kehancurannya saat ayahnya sendiri enggan mengakui dia sebagai anaknya. Bahkan si dia dihina habis-habisan oleh ayahnya sendiri? Hati mana yang nggak hancur saat orang yang dianggap pahlawan menghinanya habis-habisan sampai seperti itu. Dan parahnya lagi ia dikirim oleh ibu tirinya ke sebuah panti.

Change of natureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang