24. Perawat dadakan

2.1K 220 49
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran

***





Pagi tiba,sejak semalam Floe tidur di sofa menemani Alva di rumah sakit. Sebenarnya ia tak perlu untuk membantu Alva karena bagaimanapun juga itu bukan urusannya lagi.

Alva hanya kepingan masa lalu yang harusnya ia lupakan. Namun, hatinya tidak bisa berbohong. Masih ada sedikit rasa simpati yang melekat pada dirinya. Dalam keadaan seperti ini,Floe tidak bisa memaksakan diri untuk cepat-cepat melupakan atau membenci orang.

Biar bagaimanapun Alva juga dulu orang yang pernah ia cintai,cinta pertama yang hanya bertepuk sebelah tangan. Kali ini gadis itu tak menyesalinya,hanya saja dia butuh waktu. Karena seiring berjalannya waktu,ia pasti akan lupa sendiri.

Untuk Leo,Floe belum membuka dirinya terlebih dahulu,sebelum dirinya benar-benar siap, pasti ia akan menerima Leo. Bukan maksud untuk pelampiasan, tapi terkadang manusia butuh orang kan untuk menyembuhkan luka?

Kembali ke Alva, pemuda itu kini mengerjapkan matanya saat sinar matahari masuk ke retinanya. Floe,gadis itu pamit kembali dahulu saat subuh tadi dan akan kembali ke sini.

Ceklek!

Suara ganggang pintu terbuka memperlihatkan Floe yang sudah segar dan menggendong tas.

Alva yang baru bangun langsung melihat ke arah Floe yang sedang meletakkan tasnya di sofa.

"Lo nggak sekolah?"tanya Alva setelah duduk bersandar di sandaran ranjang.

"Enggak,gue ijin."jawab Floe singkat.

Alva hanya diam,ia lalu beranjak untuk ke kamar mandi. Badannya sudah gerah ingin merasakan air. Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba kakinya tersenggol pinggiran ranjang yang membuat ngilu.

Langsung saja, Alva berteriak,untungnya tidak terlalu keras. Floe yang melihatnya langsung mendekat.

"Kalau nggak bisa itu minta tolong,gengsi kok di gedein!"ujar Floe dingin.

Ia langsung membantu Alva untuk duduk di kursi roda. Dengan susah payah Alva akhirnya bisa duduk. Floe langsung mendorong kursinya.

"Ini baju gantinya, kata dokter lukanya jangan sampai kena air!"ujar Floe.

"Hm!"jawab Alva.

Setengah jam,Alva berada di dalam kamar mandi,bukan tanpa alasan. Pemuda itu sangat susah untuk menjalankan aktivitasnya apalagi dengan kaki dan tangan yang kaku. Meminta bantuan Floe? Ah rasanya ia terlalu banyak merepotkan gadis itu. 

Dan di sinilah, setelah sekian lama Alva kembali duduk dengan keadaan segar.

"Lo mau makan?"tanya Floe.

"Gak!"

"Lo mau sembuh nggak sih?"tanya Floe datar.

Alva langsung menghela nafas"Oke gue makan!"

"Tadi ada bubur dianterin sama perawat. Nggak papa kan Lo makan bubur?"tanya Floe.

"Hm,"

Dengan telaten Floe menyuapi Alva dengan wajah datar. Gadis itu hanya menjalankan tugasnya saja. Tidak lebih,ia juga harus menjaga jarak untuk mereka. Floe melakukan ini semua atas rasa kemanusiaan saja.

"Udah kenyang!"celetuk Alva.

"Nih obat!"ujar Floe memberikan obat serta air putih.

"Gue harap Lo nggak cerita ke siapa-siapa kalau gue di rawat di sini,dan gue minta pertemuan kita ini jangan sampai ada yang tahu!"ujar Alva datar.

Change of natureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang