14. Sembunyi

4.7K 486 79
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran

***



Sudah dua hari ini, Floe tidak kembali ke rumah yang membuat Fano uring-uringan karena adiknya yang tak kembali.

Ia sangat khawatir jika terjadi apa-apa dengan adiknya itu. Sungguh,ia pusing memikirkan keberadaan adiknya. Berbagai tempat sudah ia datangi namun tidak ada tanda-tanda Floe datang ke tempat yang Fano cari. Di Club'malam yang dulu sering Floe datangi juga tidak ada.

"Gimana nih Fan,Floe belum ketemu juga,"celetuk Aldi,saat ini mereka sedang berkumpul di rumah Fano.

"Lagian juga sih adik Lo pinter banget sih sembunyi nya. Udah kaya kepiting masuk ke lobang. Susah nyarinya,"celetuk Rafa tanpa tahu kondisi.

"Gue juga bingung nyarinya."ucap Fano pelan.

"Sorry Fan, seandainya gue nggak nuduh Floe sembarangan pasti kejadiannya nggak kaya gini."celetuk Alva yang merasa bersalah.

"Ini gak semua salah Lo kok. Gue juga salah di sini,gue seharusnya gak bentak dia dan ikut-ikutan nyalahin dia."ucap Fano. Alva tak sepenuhnya salah,ia mengerti jika Alva melakukan itu karena ingin melindungi Adifa.

"Lo juga sih Va, main tuduh aja. Lo ngerti sendiri kan kalau sekarang Floe itu beda sama Floe yang dulu. Lebih sensitif dan galak. Salahnya elo sih ya, udah nuduh terus bentak-bentak,buat dia skorsing,terus dia jadi kabur deh!"ucap Rafa frontal tanpa memikirkan perasaan orang yang ada di depannya.

Alva seketika menunduk,ia sedikit tersinggung dengan ucapan Rafa. Jujur,Rafa sangat menyebalkan sekali. Bisa-bisanya ia menyalahkan dirinya di waktu yang kurang tepat. Mulutnya sudah ingin sekali ia jahit jika bukan ini rumahnya Fano. Pikir Alva.

"Lo kalau ngomong, itu jangan sampai nyinggung orang. Jaga perasaan orang dong! Sejahat-jahatnya orang kita nggak boleh main hakim sendiri."bisik Aldi yang membuat Rafa kicep.

Ia langsung membekap mulutnya dengan kedua tangannya sendiri. Sungguh,ini diluar ekspektasinya.

"Gila, mulut gue kenapa jadi kaya cabe-cabean gini sih."batin Rafa.

"Udah deh gue pusing!"keluh Fano.

"Tenang aja sih Fan. Floe itu udah gede, bukan anak kecil lagi. Dia juga bisa kok nanti pulang sendiri. Gak usah dicariin lagi,"celetuk Rafa lagi.

Karena geram,Aldi langsung menginjak kaki Rafa keras yang membuat Rafa langsung berteriak.

"ANJIR SAKIITTT!!"teriak Rafa keras membuat ketiga orang itu kaget.

Hingga suara orang berlari mendekat langsung terdengar.

"Ada apa den?"tanya Bi Sri yang datang dengan tergopoh-gopoh.

Beliau langsung melihat kesana-kemari memastikan sesuatu. Dan nihil,tak ada apapun yang mencurigakan di sana.

"Nggak ada apa-apa Bi,biasa si Rafa stresnya lagi kumat!"jawab Aldi santai.

"Sembarangan Lo kalau ngomong! Gue masih waras kali!"ujar Rafa dengan nada kesal.

"Owalah, tak kira ada apa gitu. Soalnya den Rafa teriaknya keras banget,"ujar Bi Sri.

"Udah,bibi ke belakang aja!"ucap Fano sopan.

"Ya udah, kalau gitu Bibi balik ke dapur aja."ucap Bi Sri.

"Silakan Bi!"ucap Aldi.

"Lo bisa diem nggak sih,ini bukan soal candaan,"ucap Alva.

"Bercanda pala Lo,kaki gue sakit diinjak sama si Aldi kutukupret nih,"sewot Rafa.

Change of natureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang