6. Pdkt

6.5K 590 12
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran

***

Setelah pengumuman hasil turnamen basket yang dimenangkan oleh Brawijaya dan tim chearleader masih dimenangkan oleh Merah Putih. Kini saatnya acara pembubaran lomba.

Namun tidak dengan anak Brawijaya yang masih memilih untuk melihat-lihat sekolah anak Merah Putih. Bangunan yang luas dan gedung-gedung yang banyak menjadikan ikon Merah Putih yang selalu dipuji oleh banyaknya sekolah lain.

"Gila! Bagus banget sekolahnya. Cogannya juga nggak kalah sama sekolah kita."celetuk salah satu murid Brawijaya.

"Bener! Apalagi tadi kapten basketnya."

"Beruntung banget yang masuk sini sih!"

"Gak beda jauh sama sekolah kita!"

"Dibanding sama kita mah,kayanya sama aja."

Sementara seluruh anak basket dan chearleader kini sedang berkumpul di ruang olahraga. Tentu saja,mereka diberikan sekotak nasi dan satu botol mineral untuk mengisi perut mereka.

Untuk Floe, setelah mendapatkan nasi itu ia memilih keluar dari ruang olahraga sambil membawa tas miliknya dan memilih untuk segera pulang. Badannya sudah lengket apalagi juga sudah capek.

Namun sebelum ia melangkah, tangannya dicekal seseorang, yang membuat Floe menoleh. Gadis itu hanya menatap datar orang tersebut.

"Apa?"tanya Floe.

"Maaf."ucap orang itu. Orang itu adalah Alva.

"Untuk?"

"Soal Leo. Dia..

"Hm,"jawab Floe. Ia juga sudah malas untuk berlama-lama di sekolah. Yang ia pikirkan sekarang hanya ingin merebahkan tubuhnya di kasur.

Floe memilih pergi yang membuat Alva mendengus kesal. Laki-laki itu melihat kepergian Floe dengan raut yang tidak bisa diartikan. Sebenarnya ia sudah mati-matian untuk mengutarakan kata maaf,ia juga sudah menurunkan sedikit ego-nya. Kalau ia tahu responnya seperti itu,ia tak akan mau melakukannya. Apalagi dengan gadis yang selalu menganggu hidupnya.

Floe,gadis itu kini sudah berada di parkiran. Ia sudah memasukkan barang-barangnya ke dalam mobil dan langsung ingin masuk namun lagi-lagi ada yang menghalanginya.

"Apa lagi?"kesal Floe yang membuat keempat laki-laki itu terkejut.

"Buset! Belum apa-apa udah di sentak aja,"ujar seorang membuat Floe memutar bola matanya malas.

"Ada apa?"tanya Floe to the points.

"Nomer,"celetuk Leo. Floe langsung mengernyit. Ia bingung apa yang dikatakan orang itu.

"Nomer?"tanya Floe tak mengerti.

"Hp,"ujar Leo.

Dengan malas ia langsung memberikan handphone nya ke pemuda itu. Moodnya bertambah hancur karena sedari tadi banyak orang menghalanginya untuk pulang.

"Nih!"ujar Leo sambil memberikan kembali HP milik Floe.

"Udah kan?"tanya Floe dingin. Leo hanya mengangguk.

"Sekarang gue pamit pergi!"lanjut Floe.

"Silakan!"

Namun sebelum itu,Leo mendekatkan wajahnya tepat di sebelah telinga Floe. Ia membisikkan sesuatu yang membuat Floe terdiam.

"Leonil Bagaskara."ujar Leo yang langsung berlalu pergi sesudah mengucapkan namanya.

"Yah main nyelonong aja tuh orang,"celetuk laki-laki berambut pirang.

Change of natureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang