Happy Reading
Typo bertebaran***
"Kok bisa sih Leo datang hajar Lo kaya gini!"celetuk Floe membantu Alva mengobati luka-lukanya.
Alva terdiam, pemuda itu kini menatap wajah cantik Floe yang sedang serius mengobatinya. Wajah itu yang selalu ia pandang walaupun dari kejauhan.
"Gak papa,cuma mungkin Leo kesel sama gue!"jawab Alva. Floe menghentikan kegiatannya, lalu matanya menatap malas Alva yang bilang CUMA.
Floe pun tahu,Leo bukan hanya cuma kesal, tapi pasti pemuda itu melampiaskan semuanya karena Alva dan masa lalunya.
"Leo benar-benar nggak bisa dibiarin!"celetuk Floe.
"Selama ini gue memilih menghindar Floe,gue nggak mau Leo bertengkar sama Lo gara-gara gue. Dan gue rasa,Lo harusnya mulai memaafkan Leo."timpal Alva.
"Gue nggak yakin, setelah apa yang diperbuat Leo sama Lo. Leo orang yang nekat,selama gue kenal sama dia,dia nggak akan puas sebelum apa yang dia mau, dapat!"gumam Floe.
Hening, keduanya sama-sama diam tidak membuka suara lagi. Keduanya sibuk bergelung dengan pikiran masing-masing.
"Gue sembuh Al,"celetuk Floe tiba-tiba,Alva mendongak menaikkan sebelah alisnya terangkat.
"Maksud Lo?"
"Gue Floe seutuhnya!"jawab Floe.
Deg
"Gue belum mulai memperbaiki semuanya, tapi kenapa Lo udah lepas?"lirih Alva sambil menunduk.
Floe tersenyum tipis,"Lo nggak perlu memperbaiki,karena semuanya sudah baik-baik saja. Harusnya Lo minta maaf sama Chloe bukan gue,yang Lo sakiti itu sebenarnya Chloe, bukan gue."
"Gue udah minta maaf sama dia, tapi perjanjian itu..
"Chloe kembali,dia menyerahkan semuanya ke gue. Walaupun dia pergi,tapi sifatnya dan rasa sayangnya akan melekat di diri gue!"potong Floe.
"Chloe,dia tidak segampang itu menyerah. Dia pasti mempunyai rencana jahat,"tebak Alva. Floe menggeleng, kemudian gadis itu mulai menceritakan semua kejadian yang menimpanya tadi malam.
"Tolong bantu gue lupain Leo!"pinta Floe menatap penuh arti Alva.
Alva mematung, kenapa ini? Di saat semuanya sudah baik-baik saja, kenapa Floe memintanya untuk membantunya melupakan Leo. Apakah itu sama saja memberikan harapan untuk Alva.
"Seandainya Lo tahu sebenarnya Floe, gue juga ingin memiliki Lo, tapi penyakit gue ini yang membuat kita tidak bisa bersatu!"batin Alva.
"Bukankah sebelumnya kita pernah bicara, kalau Lo sembuh Lo bisa bahagia dengan pilihan Lo,dan harusnya ini menjadi terkahir kita bertemu!"tukas Alva. Floe menatap Alva tak percaya.
"Kita perbaiki semuanya Va,dan setelah gue pikir-pikir buat apa gunanya kalau Lo mentingin kebahagiaan gue, tapi Lo sendiri menderita!"sarkas Floe geram dengan Alva.
"Gue memilih untuk tetap bersama Lo Va. Gue akan bantu Lo, mungkin kepergian Chloe itu karena niat Lo yang tulus buat bantu gue, jadi Tuhan kasih jalan,Va Lo berhak untuk gue!"lanjut Floe.
"LEO MENCINTAI LO FLOE!"teriak Alva yang sudah tak tahan lagi.
"DARI MANA LO TAHU KALAU LEO CINTA SAMA GUE? KALAU DIA MEMANG CINTA SAMA GUE,DIA NGGAK AKAN SEBEJAT ITU JADIIN GUE ALAT BALAS DENDAM LO. BAHKAN KENYATAAN BERBICARA KALAU LEO ITU PEMBOHONG! DIA AKAN TUNANGAN! LEO AKAN SEGERA TUNANGAN SEHABIS LULUS,"sahut Floe,air matanya tiba-tiba lolos mengingat Leo yang ternyata akan dijodohkan dengan Selena.
"Lo berhak bahagia,bukan hanya Leo saja. Kalau gue kembali dengan Leo, bukan hanya satu hati yang akan terluka tapi dua! DUA ALVA! LO DAN SELENA AKAN TERLUKA! Gue memang nggak kenal dengan Selena, tapi gue tahu rasanya menjadi perempuan yang melihat orang yang dia sayang bersama orang lain."sambung Floe.
Alva lagi-lagi hanya bisa diam,ia tidak bisa memberikan alasannya mengapa dirinya menolak Floe,ia tak ingin gadisnya tahu tentang penyakitnya. Ia tak mau Floe tahu,kalau umurnya tidak akan panjang.
"Kalau Leo dengan Selena,bisa saja peluang Leo untuk suka sama Selena akan ada. Gue nggak keberatan asal Lo mau tetap sama gue. Kita akan memulainya dari awal. Please! Izinin gue masuk ke dalam kehidupan Lo!"pinta Floe, kemudian menangkupkan tangannya,meminta dengan sangat kepada Alva.
"Kehidupan gue rumit, monoton!"sahut Alva.
"Gue akan bantu Lo, tapi tolong Lo jangan pernah minta gue untuk kembali ke Leo!"ucap Floe.
"Lo serius?"tanya Alva.
"Iya,"jawab Floe.
"Tapi gue takut buat Lo kecewa lagi!"sahut Alva.
"Gue akan terima konsekuensinya,"jawab Floe mantap.
🌞🌞🌞
Di tempat lain,kini Leo sedang membolos di warung belakang sekolah bersama ketiga temannya. Pemuda itu juga sudah menghabiskan 1 bungkus rokok,dan kini hanya tersisa satu yang sedang ia hisap. Keadaan warung sepi,hanya ada mereka berempat saja,karena memamg warung Bu Ati ini baru saja buka.
"Jadi,Lo abis dari apartemen Alva?"tanya Raga yang sedang memakan kacang.
"Hm,"jawab Leo.
"Tega Lo mukulin saudara sendiri!"sahut Raga.
Leo berdecak malas,"Kenapa? Lo mau belain dia?"
"Kok Lo ngomongnya gitu sih Le. Secara kan Alva nggak salah apa-apa,Lo tuh harusnya ngaca Le,"tukas Raga.
"Udah-udah,jangan berantem!"lerai Bara.
"Hubungan Lo sama Floe gimana?"tanya Caesar yang sedari tadi diam.
"Dia masih marah kayanya sama gue,"jawab Leo.
"Yang namanya menjalin hubungan,kita harus sabar, kita gak bisa kalau sudah dua orang, yang Lo pikirin bukan cuma Lo Le, tapi Floe juga. Kalau Lo memperbaikinya harusnya Lo nggak jadi sepengecut itu di depan Floe, nyatanya kemarin Lo cuma diam aja!"nasihat Bara. Leo hanya memutar bola matanya malas.
"Udah Le,relain Floe aja. Lo lihat tuh si Selena,dia kayanya cinta mati deh sama Lo. Lo tolong buka hati buat dia!"tukas Raga.
"Hati nggak bisa dipaksa,"jawab Leo.
"Karena hati Lo batu! Leo, hidup itu nggak semua tentang Lo, ngerti itu!"tekan Raga yang langsung pergi meninggalkan warung.
"Mau kemana Ga?"teriak Caesar.
"Kelas!"jawab Raga.
"Udah deh kelas aja,gue mau ketemu Ratu,"celetuk Caesar berlari mengejar Raga.
"Bisa nggak Le,Lo berdamai sama Alva?"tanya Bara kepada Leo.
"Enggak?"ketus Leo.
"Memang manusia batu Lo!"ujar Bara.
Hola, author update lagi,jadi ini buat bonus karena author lama nggak update. Sekian terimakasih
Magelang,26 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Change of nature
Teen FictionFloe gadis jahat yang mempunyai dua kepribadian. Sebelumnya,ia selalu jahat,tak ada kesan baiknya dengan orang lain hingga dibenci oleh kakaknya sendiri. Tapi disaat ia ingin berubah,dirinya harus menghadapi tantangan,ia harus kehilangan separuh mem...