33. Tentang Alva

766 95 13
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran

***

Cinta yang asli itu, adalah ketika kita mau berkorban untuk orang yang berarti untuk kita

❤❤❤


Tidak ada manusia yang ingin menderita di dunia ini,tidak ada manusia yang ingin susah di dunia ini. Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan, entah bersama keluarga, pasangan atau pun orang terdekat mereka.

Kehangatan,kasih sayang,cinta yang mereka berikan pasti akan selalu membuat kita nyaman.

Begitu pula keinginan Alva, pemuda yang berusia 18 tahun ini kini menatap langit malam di balkon apartemennya. Apartemen yang ia beli dari kerja kerasnya selama tiga tahun ini. Ia ingat masa-masa di mana ia harus berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Di mana ia harus mencari sampah untuk dijual, di suruh mengamen dan tentu saja,yang paling tidak bisa dilupakan saat di suruh mengemis.

Ia merasakan bagaimana sendiri,tidak ada siapapun,tidak ada kasih sayang orang tua,tidak ada kehangatan keluarga,dan tidak ada cinta dari orang-orang. Alva selalu sendiri.

Dan di malam ini,ia akan memulai pengorbanannya untuk gadis yang sangat ia cintai. Gadis cantik yang selalu ia sakiti,gadis yang selalu ia jauhi dan gadis yang selalu ia abaikan.

Gadis yang dulu menjadi salah satu alasan dirinya bertahan,dan gadis yang dulu selalu mewarnai hidupnya.

"Alva!"panggil seseorang memasuki kamar Alva. Yang dipanggil pun langsung membalikkan tubuhnya dan melihat seorang laki-laki dewasa berdiri menatapnya.

"Ada apa Bang?"tanya Alva kepada Reno, satu-satunya orang yang sangat perduli dengannya. Tanpa Reno, pasti Alva masih berada di lingkungan yang tidak baik itu.

"Lo nggak mau check up lagi?"tanya Reno berjalan mendekati adik angkatnya.

Alva menggeleng,"Nggak ada lagi yang bisa dipertahankan."

"Maksud Lo apa? Lo tau, gue udah anggap Lo kaya adik gue sendiri. Va, penyakit Lo itu udah stadium lanjut. Lo itu harusnya berjuang,Lo nggak mau lihat gadis yang Lo cintai itu lagi?"geram Reno. Inilah Alva, pemuda yang sangat pandai menyimpan rasa sakitnya. Bersikap seolah-olah semua baik-baik saja.

"Gue gak akan sembuh!"lirih Alva.

"Lo ngomong apa sih,Lo pasti sembuh, Apa perlu kita berobat luar negeri!"sentak Reno menegang kedua pundak adiknya.

Alva menggeleng,"Itu akan sia-sia Bang. Gue cuma mau menghabiskan waktu gue bersama Floe, untuk sebentar saja, sebelum maut datang!"

"Gue juga nggak akan berniat untuk memiliki Floe, meskipun gue pengen. Tapi bahagia Floe,itu Leo bukan Gue. Jika Floe dengan gue,dia akan terus menderita!"tukas Alva.

"Soal Floe bagaimana?"

"Dokter psikologi bilang,Floe harus diterapi juga. Tapi gue akan gunakan cara lain!"

"Lo yakin?"tanya orang itu seraya menaikkan sebelah alisnya terangkat.

"Dia nggak akan bahagia dengan gue,umur gue pun juga nggak akan lama lagi!"pasrah Alva.

"Mukjizat itu pasti ada Va. Gue yakin Lo akan sembuh!"sahutnya.

"Semakin banyak harapan yang gue torehkan kepada dia,maka semakin banyak rasa  kecewa dan gue alami."jawab Alva.

"Bahagia akan selalu menyertai Lo Alva. Abang cuma mengingatkan, kalau Lo udah nggak sanggup lagi Lo berhenti!"peringatnya.

"Gue nggak berhenti sebelum semuanya baik-baik saja."

Change of natureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang