10. Untuk Pertama Kalinya

5.4K 513 83
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran

***




Saat ini Floe masih berkutat dengan alat masaknya. Sebagian ia sudah menyelesaikan masakannya. Ia memilih untuk memasak nasi goreng, omelette dan ayam goreng.

Selesai. Kini ia sudah menyiapkan masakannya di meja makan. Menatanya dengan rapi agar semua terlihat menarik. Kini ia tinggal memanggil semua orang untuk makan bersama.

Gadis itu berjalan ke arah ruang tamu dan menemukan jika kedua kubu yang saling berlawanan itu sibuk dengan acaranya masing-masing.

"Makanan udah siap! Kalian makan sekarang."ujar Floe yang membuat semuanya menoleh.

"Dah mateng kan? Serbu!"ujar Caesar dan Raga yang langsung berlari ke arah ruang makan diikuti oleh Bara.

"Kalian?"tanya Floe ke arah teman-teman Fano.

"Yuk makan!"ajak Fano.

"Iya."jawab mereka.

Leo lebih memilih mengandeng tangan Floe untuk segera membawanya ke ruang makan. Ia malas jika harus berlama-lama dengan teman-teman Fano. Apalagi ada Alva yang juga ada di sana.

Di sana sudah ada ketiga kurcaci yang sudah bersiap-siap untuk mengambil nasi goreng masing-masing. Mereka tak memperdulikan keberadaan Floe dan Leo yang sedang menatap datar kepada ketiga pemuda itu.

"Ekhem!"suara deheman Leo membuat semua langsung cengengesan.

"Maaf bos. Abisnya gue laper,"ujar Caesar sambil mengambil nasi goreng yang sudah tersedia di meja.

"Gak tahu diri banget!"ucap Leo.

"Rejeki nggak boleh ditolak. Kalau nggak dipatok sama ayam nanti!"jawab Caesar dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Udah diem,kalian makan aja!"tukas Floe.

Teman-teman Fano pun langsung menyusul,mereka langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan teman-teman Leo. Keempat pemuda itu hanya diam sambil sesekali melirik ke arah teman-teman Leo yang sedang lahap menikmati nasi goreng.

"Enak nggak Lo masak?"tanya Aldi pedas membuat Floe memutar bola matanya malas.

"Dasar nggak tahu diri. Udah dimasakin tinggal makan aja malah hujat. Kalau Lo semua nggak mau makan ya nggak papa. Biar kita-kita aja yang ngabisin."sahut Caesar yang membuat Aldi terdiam.

"Udah makan aja."ujar Floe. Ia sama sekali tak mempermasalahkan ucapan Aldi. Toh yang penting dia sudah mau berbaik hati menawarkan makanan untuknya.

Mereka semua langsung mengambil makanan masing-masing. Teman-teman Leo makan dengan lahapnya bahkan ada yang berebut lauk, berbeda dengan teman-teman Fano yang cengo melihat tingkah norak teman-teman Leo.

Mereka juga penasaran, apakah seenak itu masakan Floe hingga membuat ketiga musuh mereka makan dengan bar-bar,atau memang mereka saja yang norak. Seperti tidak pernah makan berbulan-bulan. Karena penasaran mereka lebih memilih untuk memakan makanannya.

"Gila, enak banget!"batin Aldi.

"Mami. Ini enak banget,gue belum pernah makan-makanan seenak ini. Pantes aja tuh si kurcaci tiga makannya ugal-ugalan kaya gitu!"batin Rafa.

"Persis masakan Bunda. Bunda,Alva jadi kangen masakan Bunda."batin Alva. Ia langsung terdiam dan melihat ke arah Floe yang sedang sibuk makan di samping Leo.

"Sejak kapan Floe bisa masak? Setahu gue dia nggak bisa apa-apa! Goreng telur aja gosong!"batin Fano.

"Gimana enak kan? Makanya jangan suudzon dulu!"ujar Caesar dengan mulut penuh dengan ayam goreng.

Change of natureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang