Terang-terangan

202 25 5
                                    

"Lah Kanaya belom balik lu Nay?" Tanya Gilang yang melihat Kanaya baru saja keluar dari minimarket.

"Yeuu ngagetin aja lo, gue kira siapa anjir."

Gilang pun hanya tertawa cengengesan tidak jelas.

"Btw udahan lu jawabnya? Gak menjawab pertanyaan gue sebelumnya ya nihh mohon maap. Ditanya apa jawabnya apa hadehh."

"Yakan lo bisa liat sendiri gue baru keluar berarti artinya belom pulang kan. Keknya gak membutuhkan jawaban deh yaa pertanyaan lo itu."

"Hhhhhh judesnya akut beneran." Gumam Gilang dalam hati.

Wajar saja Revan sering dibuat frustasi oleh sikap Kanaya. Memang sudah mendarah daging ternyata sikap dinginnya.

"Mau pulang kemana Nay? Mau bareng gak?"

"Gausah makasihh niat baiknya."

Disaat Kanaya dan Gilang masih bertegur sapa di luar minimarket, Namira yang melihat ember berisi air bekas pel-pel an pun berinisiatif untuk membuangnya.

"Nihhh Kanaya lupa nihh pasti kebiasaan." Ujar Namira sembari membuang air kotor tersebut ke jalanan yang tidak sengaja mengenai Gilang.

"Kaa Miraaa." Teriak Kanaya kaget tidak menyangka dengan apa yang ia lihat.

"Ehhhhh yaampun maap maap gak sengaja asli. Ganteng maap yaa." Ujar Namira histeris sembari menghampiri Gilang merasa bersalah.

"Ka Mira gimana sihh buang gituan gak liat-liat." Bisik Kanaya sembari menyenggol-nyenggol lengan Namira merasa bersalah kepada Gilang.

"Lahhh gak tau kirain gak ada orang. Lagian kalian ngobrol di tengah jalan aturan di dalem aja." Jawab Namira apa adanya.

"Duhhh basah semua lagi. Yaampun maaf banget yaa beneran gak sengaja aslii."

"Iyaa gapapa tante ini juga mau balik kok."

"Buset dipanggil tante." Gumam Namira shock mendengar kata sapaan dari Gilang.

"Pfftt." Tawa Kanaya mendengar sapaan Gilang kepada Namira.

"Sekali lagi saya minta maaf yaa saya beneran gak sengaja."

Gilang pun hanya tersenyum ramah mengiyakan.

"Nay nay urusin dulu yaa. Saya masih ada urusan." Bisik Namira ke telinga Kanaya dan dibalas anggukan.

Namira yang kebetulan memiliki urusan yang cukup mendesak saat itu pun meninggalkan minimarket dan membiarkan Kanaya dan Gilang berdua.

"Lo gak mau ganti baju dulu di dalem? yakin lo gak malu pake baju sekotor itu."

Gilang pun mengamati bajunya dan memang benar yang dikatakan Kanaya.

"Gue ada baju yang agak gedean kalo lo mau, keknya muat sih di lo. Biasanya gue suka tidur disini kalo kemaleman makanya gue ada stok baju banyak."

Gilang pun mengiyakan tawaran baik dari Kanaya. Kanaya pun mempersilakan Gilang untuk berganti baju di ruang karyawan dan memberikan baju ganti untuk Gilang.

"Ini mah bukan agak gedean tapi beneran baju cowok. Badung lu yaa ternyata." Ledek Gilang kepada Kanaya.

"Lah yang bilang itu baju cewek siapa dahg?"

"Iya juga sih yaa. Btw ini baju pacar lo ya Nay? Gak marah nih dia gue pake bajunya."

"NGACOO YAKALII, baju abang gue itu enak adem bahannya. Ya tadinya gue cuma betak satu eh keterusan."

"Astagfirullahalazim kamu ini berdosa banget nak."

Sembari menunggu Gilang saat tengah berganti pakaian, Kanaya pun menyeduhkan kopi instan untuk Gilang karena merasa tidak enak.

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang