Akrab

435 38 4
                                    

Awalnya Kanaya hanya mengenal Laila karena Laila adalah teman pertamanya dulu pada saat masa orientasi. Lalu Kanaya menjadi akrab pula dengan Karin yang notabene teman Laila. Mereka berdua dikenalkan dan didekatkan oleh Laila dimanapun mereka bersama. Akhirnya mereka bertiga menjadi sahabat sampai sekarang.

Kanaya sangat bahagia karena mendapat teman-teman sebaik dan sepengertian mereka. Mungkin jika saat itu Kanaya tidak membuka diri untuk Laila, dia hanya akan sendirian sampai lulus sama seperti dulu saat ia SMA.

Karin merupakan 3 bersaudara dari keluarga yang cukup berada dan kedua saudaranya perempuan. Jadilah ia yang memiliki kepribadian paling anggun diantara yang lain dan amat suka dengan tampilan girly yang soft dan kalem. Namun apabila dibuat marah, Karin benar-benar bisa jadi pribadi yang berbeda 180° dari dirinya biasanya.

Sedangkan Laila merupakan 7 bersaudara dan putri kesayangan ayahnya. Bahkan dia selalu diantar jemput oleh Ayahnya tercinta setiap hari. Hal ini yang menyebabkan Laila menjadi pribadi yang manja, kekanakkan, namun sangat perhatian dengan teman-temannya. Padahal umurnya paling tua diantara yang lain tapi tetap saja tingkahnya jauh dibawah Kanaya. Laila juga mudah bergaul dengan siapapun, mungkin ini salah satu hikmah positif dari memiliki banyak saudara.

Setiap jam istirahat, mereka bertiga rela duduk di bawah tangga hanya agar Karin dapat melihat gebetannya, Gilang dari jauh. Bahkan melihatnya juga sekilas karena mereka tidak saling mengenal namun hal itu sudah cukup membuat Karin tidak bisa tidur semalaman.

Bahkan hebatnya, semua jadwal pergantian kelas dan dimana kelas Gilang berada telah diketahui oleh Karin. Itu juga dia dapatkan dari temannya yang kebetulan satu prodi dengan Gilang. Memang ya jiwa stalkernya perempuan lebih hebat dari FBI dan antek-anteknya jika mereka kepo terhadap sesuatu.

Kanaya selalu mengikuti saja kegiatan pemantauan Karin karena dia juga ikut senang apabila teman-temannya bahagia.

"Arah jam 9 rin." Ucap Kanaya saat melihat Gilang dari kejauhan.

Mata Kanaya memang teramat sangat peka untuk melihat sekitar. Bisa dibilang mata elang mungkin karena dia selalu menjadi yang pertama dalam melihat kejadian apapun.

"Duhhhh ganteng banget." Ucap Karin takjub.

"Anjir dahh emang ganteng." Ucap Laila ikutan.

Karin yang mendengarnya pun kesal. Memang dia bukan siapa-siapanya Gilang, namun mendengar ada yang memujinya berhasil membuatnya cemburu.

"Dihhhh jan liat-liat La." Ucap Karin seraya menutupi mata Laila jahil.

Karin dan Laila merupakan teman sejak SMA. Anehnya, bukannya dekat mereka malah cenderung sering berdebat. Bahkan perdebatannya umumnya juga disebabkan oleh hal-hal yang sepele dan kadang perdebatan itu menimbulkan hal yang fatal.

Bahkan Laila juga pernah jatuh karena didorong oleh Karin yang membuat Laila masih sedikit trauma apabila harus jalan berdekatan dengan Karin. Kanaya harus berjalan ditengah sebagai pembatas supaya dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Setiap kali Karin dan Laila berdebat, Kanaya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi. Mau dilerai juga percuma nanti juga berdebat lagi. Namun Kanaya yakin bahwa keduanya sebenarnya saling menyayangi dan sangat dekat namun memang cara menjadi dekatnya yang aneh dan sedikit beda dari yang lain. Untung Kanaya sudah biasa menyaksikan, jadi dia tidak terkejut lagi dengan tingkah kedua sahabatnya itu yang kekanakkan.

"Udah kan liatnya, yok kantin laper nih." Ajak Kanaya setelah Gilang sudah pergi.

"Skuyyy." Ucap Laila.

Mereka pun makan siang di kantin sambil menunggu pergantian kelas.

"Jalan gih La, kemaren gue udah, gantian." Ucap Karin menyuruh Laila memesankan makanan.

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang