Go Public

176 20 6
                                    

Pagi-pagi buta di hari minggu yang damai sudah terdapat seseorang yang sedari tadi menekan bel kamar apartemen Kanaya. Kanaya pun mengintip seseorang tersebut dari balik lubang pintu. Seketika Kanaya langsung melihat tampilan dirinya dari cermin yang tergantung di dinding.

Bukannya langsung membuka pintu, Kanaya malah sibuk menimbang-nimbang, memikirkan apa yang harus dia lakukan terlebih dahulu, mengeringkan rambutnya yang masih basah karena habis keramas atau berganti pakaian yang lebih layak dilihat.

Revan yang sudah cukup lama menunggu Kanaya membukakan pintu akhirnya kesal. Ia berdiri di balik pintu sembari menatap layar ponselnya. Pasti ia tengah protes karena Kanaya terlalu lama membukakan pintu untuknya. Dan benar saja, ponsel Kanaya terus berdering sedari tadi, yang pasti merupakan panggilan dari Revan.

 Dan benar saja, ponsel Kanaya terus berdering sedari tadi, yang pasti merupakan panggilan dari Revan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan bukan hanya tidak layak dilihat, tampilan Kanaya benar-benar sangat berantakan. Rambutnya masih basah karena baru saja keramas dan ia juga mengenakan pakaian longgar ala kadarnya. Bagaimana mungkin Kanaya menemui seseorang yang baru saja ia terima pernyataan cintanya dengan tampilan mengenaskan seperti ini, batin Kanaya.

Tapi apa boleh buat, karena yang sedari tadi menunggu dibukakan pintu bukanlah orang beradab yang mau bersabar. Revan terus saja membunyikan bel bekali-kali yang cukup menyebabkan keributan. Akhirnya, Kanaya pasrah dengan tampilan dirinya dan memutuskan membukakan pintu untuk Revan.

"Mau ngapain pagi-pagi kesini?"

"Ini gak dipersilakan masuk dulu," balas Revan acak dan langsung masuk begitu saja ke dalam apartemen Kanaya.

"Gak ada yang berubah ternyata," reflek Revan ketika melihat bagian dalam kamar Kanaya.

"Hah?" respon Kanaya bingung.

Revan pun langsung mengalihkan pembicaraan ke topik lain dan langsung menuju sofa tengah sembari menata makanan yang ia bawa untuk dimakan bersama dengan Kanaya.

Kanaya dan Revan pun sarapan bersama sembari menonton film kesukaan Kanaya.

"Lo gak pernah sarapan kan pasti?"

"Tanggung lah sekalian sama siang."

"Kebiasaan," ujar Revan sembari menyentil dahi Kanaya.

"Sakit ihh."

Disaat mereka tengah menonton film bersama, terdengar suara rombongan langkah kaki dari depan apartemen Kanaya. Dan lebih parahnya, mereka sudah mau menekan pin kode apartemen Kanaya.

Kanaya yang panik, meminta Revan untuk segera bersembunyi karena ia belum menjelaskan hubungannya dengan Revan kepada teman-temannya itu.

"Kenapasih ya biarin ajalah."

"Enggak enggak gilakk lo yaa, bisa pingsan mereka liat lo di kamar gue."

"Ya trus gue harus gimana masa gue lompat dari balkon."

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang