Revan

278 27 5
                                    

"Buat kebaikan Revan apa kebaikan ayah, belom cukup Ayah ngancurin kehidupan ka Raka, kehidupan aku juga mau diancurin."

"Kamu mau ngikutin jejak kakak kamu itu, ngebangkang sama ayah."

"Iya kan emang cuma pilihan Tuan Arya Adhitama terhormat yang paling benar kan."

"Lancang kamu yaa." Bentak Ayah Revan lalu menampar pipi Revan kasar.

"Mas udah." Bela Bunda Revan.

Revan yang kesal akhirnya meninggalkan rumahnya dan melajukan motornya ugal-ugalan tanpa mendengarkan klaksonan yang bertubi-tubi dari kendaraan lain di sekitarnya. Dan benar saja motornya hilang kendali dan jatuh. Ditambah suasana jalanan juga mendukung karena basah setelah hujan.

"SIAL." Umpat Revan sambil menelpon orang bengkel untuk mengambil motornya.

Kanaya yang baru saja pulang dari pekerjaan paruh waktunya, melihat Revan yang sedang terduduk diam dengan banyak luka.

Kanaya pun menghampiri Revan khawatir.

"Lo cinta banget sama bumi yaa sampe harus nyium aspal?" Tanya Kanaya ketus.

"Lo cinta banget sama bumi yaa sampe harus nyium aspal?" Tanya Kanaya ketus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan urusan lo." Balas Revan ketus.

Kanaya pun duduk di sebelah Revan dan menarik lengan Revan untuk melihat seberapa parah lukanya.

"Gak usah, udah gue bilang kan bukan urusan lo, gak usah sok baik sama gue." Ujar Revan ketus sambil menepis tangan Kanaya.

Namun Kanaya tidak memperdulikannya, ia hanya ingin mengobati luka Revan.

Kanaya pun mengobati luka Revan dengan telaten.

"Pelan pelan njir. Lo sengaja yaa, seneng bikin gue sakit." Ujar Revan sembari sesekali meringis kesakitan.

Kanaya pun menekan luka Revan dengan sengaja yang membuat Revan mengaduh kesakitan.

"Awwwww." Rintih Revan.

"Makanya gak usah banyak bacot, diem aja ngapa."

"Tampang aja sok nyeremin kena betadine teriak sakit juga kan lu." Ujar Kanaya sembari tersenyum sinis.

"Lo gak penasaran kenapa gue bisa jadi gini? Tanya Revan tiba-tiba.

"Enggak."

"Hhhhh."

"Kok lo bisa disini bukannya masih liburan yaa?"

"Bukan urusan lo."

"Lo itu hobinya emang marah-marah yaa, dari lahir emang udah judes? Gue yakin nihhh pas lo lahir bukannya nangis malah natep sinis ke dokternya kan, coba dah lu tanya nyokap lo pasti bener dah omongan gue."Ledek Revan sambil menatap Kanaya.

"Dihhh sakit jiwa yaa masnya?"

"Lo pernah kesel sama orangtua lo gak Nay? Tanya Revan penasaran.

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang