Keluarga harusnya menjadi tempat sandaran apabila kita terlalu lelah.
Keluarga harusnya menjadi tempat bergantung apabila kita akan menyerah.
Keluarga harusnya membawa ketenangan dan kedamaian.
Hal yang terlihat normal bagi keluarga pada umumnya me...
"Masih sibuk nyari sponsor?" Tanya Revan khawatir karena sedari tadi Kanaya terlihat tidak ada gairah hidup sama sekali.
Kanaya pun hanya menghela napasnya tanpa menjawab pertanyaan dari Revan.
"Yaudah nanti aku bantuin cari, ini makan dulu ntar sakit. Udah aku beliin lho. Aku suapin yaa aaaaa."
Kanaya pun mau disuapi oleh Revan dan bertingkah manja seperti anak kecil yang tengah kesusahan saat disuruh makan hingga harus disuapi oleh Revan.
"Btw kontrak magang kamu tinggal berapa bulan sih?"
"3 bulan lagi."
"Bentar lagi kelar berarti yaa."
"Hemmmm."
"Urusan sponsor gak usah kamu ambil pusing nanti kamu minta Ares aja buat ngasih list pihak-pihak yang pasti mau jadi sponsor."
"Ini diminum dulu." Ujar Revan setelah memberikan botol minum yang segel dan tutupnya telah ia buka untuk Kanaya.
Kanaya pun menatap wajah Revan lama. Sama halnya dengan Revan, Kanaya sendiri juga takjub bagaimana mungkin ia bisa berakhir menjadi pacar seseorang yang dulunya sangat ia benci. Ternyata takdir memang sebercanda itu ya terhadap kisah seseorang.
"Nay kamu mau bikin jantung aku berhenti mendadak di tempat apa gimana?"
Kanaya pun memukul dahi Revan dengan sendok karena ucapannya sangat tidak lucu untuk didengar.
"Kalo ngomong tuh yang bener-bener aja kenapa sih, kamu mau diaamiinin sama malaikat yang lewat."
"Yaa lagian kamu natep aku kayagitu."
"Emang aku natepnya gimana." Ujar Kanaya malah mengganti-ganti raut ekspresi wajahnya supaya terlihat imut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Revan pun menelan saliva nya beberapa kali gugup karena diperlakukan demikian oleh Kanaya.
Melihat raut wajah panik dari Revan membuat Kanaya tertawa terpingkal-pingkal.
Revan pun membalas perlakuan Kanaya dengan menarik tubuh Kanaya mendekat ke dirinya. Kanaya pun mengerjabkan matanya beberapa kali salting dengan perlakuan Revan.
Karena saking gugupnya, Kanaya pun langsung berdiri menjauh dan mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain karena tidak ingin Revan mendengar debaran jantungnya karena saking gugupnya.
"Yang mulai siapa yang panik sendiri siapa coba." Ujar Revan menyindir Kanaya.
Kanaya pun langsung menghabiskan makanannya kembali. Disaat ia tengah makan terdapat pesan masuk dari ponselnya. Salah satu kating kenalan Kanaya menawarkan pekerjaan untuk Kanaya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.