Ketahuan

341 35 0
                                    

"Woy lemes bat anjay, suram bet asli aura lu dari belakang." Seru Karin sembari membekep leher kanaya yang tengah berjalan.

"Yeuuuu rese banget anjir lu." Ucap Kanaya tidak terima.

Akhirnya mereka terus mengobrol sepanjang perjalanan sembari menuju kelas.

"Nay belajar bareng dong yukkk plis ajarin gue, banyak yang gue skip materi ini." Pinta Karin dengan mata berbinar-binar agar Kanaya iba.

Pasalnya sebentar lagi memang akan segera UTS. Jadi Karin sedikit panik, pasalnya nilainya semester lalu belum cukup memuaskan.

"Mau kapan emangnya? tapi gue juga gak terlalu bisa sihh kita pahamin bareng-bareng aja." Jawab Kanaya yang akhirnya terbujuk karena iba dengan wajah memelas Karin.

"Yess, bener lu yakk awas aja kalo tiba-tiba berubah pikiran." Ancam karin.

"Berubah pikiran sekarang dehh gue, abis lo lebih galak dari gue." Ledek Kanaya.

"Bercanda sayang." Ucap Karin cengengesan.

Saat Kanaya dan Karin sedang berbincang-bincang, tiba-tiba saja Laila datang dan langsung menggebrak meja yang membuat seisi kelas kaget dan menatapnya. Laila yang menyadari kekonyolannya pun menundukkan kepala dan meminta maaf kepada yang lain.

"Ngapa lu anjay, kumat yakk." Tanya Karin memicu perdebatan.

"Gue bawa hot news literally hot dah ini." Jawab Laila menggebu-gebu.

"Kalem kalem tarik napas buang." Ucap Kanaya meminta Laila untuk mengikuti instruksinya agar tenang.

Laila pun menarik dan menghembuskan napasnya beberapa kali sesuai instruksi Kanaya dan menceritakan kejadian yang baru saja ia lihat.

"Tadi di parkiran, gue liat R boncengan sama cewek dan sekarang lagi duduk sambil talking-talking cantik di selasar, mana ceweknya nempel bat kek perangko." Ucap Laila.

*R = Rendy

"Yahhh potek dahhh, sabar ya Nay." Ucap Karin seraya menepuk-nepuk bahu Kanaya.

"Lebayy dahh ya emang pacarnya kali, gue juga tau diri anjay kagum doang lagian." Jawab Kanaya santai padahal dalam hati kepikiran juga.

"Yakin gak mau liat, keknya masih ada deh di selasar, yaa memastikan aja sapa tau Laila salah liat." Ledek Karin.

"Gak minat." Jawab Kanaya singkat.

"Takut teriris-iris ya Nay hati lo kalo liat sendiri hueee." Ucap Laila sengaja agar Kanaya terpancing dan mau mengintip.

Pasalnya menyulut emosi seorang Kanaya memang sangatlah mudah.

"Gue takut yakali bercandu lu." Protes Kanaya tidak terima.

"Yaudah ayok liat kalo berani mahh katanya biasa aja." Seru Karin mengompori.

"Yaudah ayokk dahh." Ucap kanaya.

Kanaya, Laila dan Karin pun turun ke lantai 1 selasar dan mengintip dari samping pintu masuk.

"Dihh genit bat ceweknya anjay ngelus-ngelus rambut." Bisik Laila.

"Iyaa anjir pake gandeng-gandeng segala lagi tuhh euwww." Bisik Karin menambahi.

"Cowoknya juga biasa aja kenapa kalian yang ribut dehh, jan brisik ntar ketauan." Bisik Kanaya.

"Tapi ya Nay." Ucap Laila dengan volume suara normal yang membuat Karin menginjaknya dan menyebabkan Laila berteriak kesakitan.

Kanaya, Karin dan Laila pun langsung pura-pura mengobrol dan berbalik badan saat Rendy dan cewek tersebut mengetahui kehadiran mereka bertiga.

"Kebiasaan dah lu pada." Bisik Kanaya frustasi.

Rendy pun menghampiri mereka bertiga.

"Mau kemana Ren?" Tanya perempuan yang menemaninya.

"Bentar." Jawab Rendy.

"Nay nay kesini orangnya, gimana dongg." Ucap Karin panik.

"Demiii, ahhhh tau ah, lu sih dikira apaan dah gue ngintip-ngintip duhh." Ucap Kanaya frustasi.

"Kanaya." Panggil Rendy.

"Ehhh ka Rendy, halo ka." Sapa Kanaya diikuti Karin dan Laila.

"Lagi pada ngapain disini?" Tanya Rendy.

"Eeeee abis dari toilet ka tadi." Jawab Kanaya.

Untung saja tak jauh dari pintu memang ada toilet. Jadi alasan Kanaya cukup terdengar masuk akal.

"Terus tadi ada yang teriak kenapa?" Tanya Rendy semakin mendalam.

Kanaya pun mengedip-ngedipkan matanya ke Karin dan Laila agar menjawab pertanyaan Rendy.

"Saya pikir ular tadi ternyata ikat pinggang heheheh." Ucap Laila asal yang membuat Kanaya dan Karin begitu frustasi dengan pemilihan alasannya.

Bukan hanya Kanaya dan Karin, Rendy juga sepertinya tidak percaya dengan jawaban yang dituturkan oleh Laila. Untungnya, saat Rendy hendak bertanya lagi, Kanaya buru-buru pamit undur diri untuk menghadiri kelas.

"Eeee ka maaf ya kita masih ada kelas, udah jam 8 ini ternyata." Ucap Kanaya sambil pura-pura melihat jam tangannya dan menarik kedua temannya.

Kanaya pun pergi sambil sesekali menundukkan kepala dan tersenyum sopan kepada Rendy.

Rendy pun terkekeh geli dengan tingkah Kanaya.

Sesampainya di kelas, Kanaya langsung mendiamkan kedua sahabatnya itu karena berhasil membuat Kanaya benar-benar malu tadi.

Kelas pun dimulai seperti biasa, melanjutkan materi minggu lalu dan diakhiri pengundian kelompok untuk presentasi. Selama kelas, baik Karin ataupun Laila terus menuliskan kata maaf dan mengambar kartun lucu disertai dialog di post it dan menempelkannya pada buku Kanaya. Ya siapa yang bisa lama-lama marah dengan kekonyolan mereka, pikir Kanaya. Akhirnya Kanaya pun melupakan masalah yang terjadi dan berlaku seperti biasa. Toh tadi memang juga bukan salah siapa-siapa, pikir Kanaya.

Seusai kelas, mereka langsung bergegas ke kantin, karena takut tidak kebagian kursi kosong. Pasalnya saat jam makan siang, kantin memang selalu dipenuhi dengan lautan manusia. Wajar saja, karena makan siang memang salah satu kebutuhan primer mahasiswa yang harus mengikuti kelas pagi. Karena belajar juga butuh tenaga.

Sesampainya di kantin, Karin langsung membanjiri Kanaya dengan berbagai pertanyaan, kenapa Rendy bisa kenal dirinya, ada hubungan apa, ketemu dimana dan pertanyaan lainnya yang semakin tidak masuk akal sesuai imajinasi Karin. Kanaya yang kesal pun menutup mulut Karin dengan makanan yang ia beli. Dan meskipun mulutnya penuh dengan makanan, Karin terus saja mencoba bertanya.

Namanya juga perempuan, kalau sudah penasaran memang tidak ada obatnya. Berbeda dengan Karin yang terus mengajukan pertanyaan, Laila malah masih mencoba mencerna hal apa yang sedang dibahas. Memang butuh kesabaran ekstra untuk menunggu Laila paham. Polos dan lemot beda sedikit kayanya.

"Iya ntar gue cerita, abisin dulu makanannya, muncrat ihhh, jorok banget sih heran." Ucap Kanaya sambil menutup mulut Karin dengan tisu.

Akhirnya ketiganya pun dapat makan dengan tenang.

Seusai makan, Kanaya langsung mendapat tatapan intimidasi dari Karin agar tidak melupakan janjinya.

"Iya iya gue cerita astaga." Ucap Kanaya.

Kanaya pun menceritakan detail kejadian pertemuannya dengan Rendy tanpa melebihkan atau mengurangkan.

"Uwuuuuu so sweet banget gilakkk." Ucap Laila malah baper sendiri.

"Keknya ini saatnya perasaan lo diketahui Rendy deh Nay." Ucap Karin asal.

"Anjir sebut merek gilakk lu ya." Ucap Kanaya.

"Sorry sorry lupa heheh, gak ada anak dari jurusan kita kok gue liat-liat ini." Ucap Karin menenangkan Kanaya.

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang