Kembali

244 24 16
                                    

Satu tahun kemudian

"Ditinggalin pacarnya ya mba?"

Kanaya pun tidak menghiraukan ucapan seseorang tersebut.

"Ganteng banget pasti ya mba orangnya sampe ditungguin gitu."

"Enggak jelek gak tau diri ngeselin tengil kepedean gak ada yang bagus lah pokoknya."

"Cowok kaya gitu masih diharepin aja mba, cari cowok yang lain atuhh."

"Niatnya juga gitu."

"Ehhh jangan donggg Nay."

"Dihh anda siapa ya?"

"Yaallah marah."

Kanaya pun terus saja meneruskan langkahnya menjauh dari Revan.

"Jangan marah-marah neng ntar digodain abang-abang lho."

"Bodoamat."

"Lo marah beneran Nay."

"Menurut lo."

Revan pun menahan lengan baju Kanaya untuk berbicara sebentar.

"Nay maaf, jangan marah yaa."

"Gue kira lo gak mau ada hubungan sama gue lagi."

"Ya gak mungkin lah Nay. Malah gue kira lo yang sengaja ngejauhin gue."

"Lo gak sadar lo blokir semua akun gue."

"Lah bukannya lo yang blokir."

"Ohh setan berarti kali yaa, kalo diantara kita gak ada yang ngerasa." Jawab Kanaya semakin terus berjalan menjauhi Revan.

"Nay nay sumpah demi apapun gue gak tau apa-apa."

"Ya coba aja lo buka hp lo. Lo cek sendiri."

Revan pun mengecek ponselnya dan ternyata memang benar dirinya sendiri lah yang memblokir semua akun Kanaya.

"Udah bisa liat kan." Ujar Kanaya sinis.

"Nay Nay serius Nay gue gak pernah blokir lo. Mikirin hal itu aja enggak mungkin. Sangat gak mungkin bahkan Nay."

"Halah spik doang lo bisanya."

"Yaallah serius Nay."

"Kalo lo emang gak niat mutusin hubungan sama gue. Pasti lo bakalan tetep berinisiatif ngontak gue. Bukan ngilang gitu aja gak ada kabar. Emang susah ya ngasih kabar lo masih hidup apa enggak. Patah tangan lo?"

"Hampir tiap hari Nay gue pengen ngontak lo. Cuma gue takut lo emang gak mau kontakan sama gue lagi. Gue takut gue ganggu lo makanya gue gak pernah berani ngehubungin lo duluan."

"Ohhh."

"Tapi gapapa lo marah, gue seneng ternyata lo bisa khawatir juga ke gue."

"Dih siapa juga yang khawatir." Ujar Kanaya mengelak.

"Lo kangen sama gue yaa pasti."

"Gak."

"Masasih."

"Auah."

"Nay maaf iyaa gue akuin gue salah. Semuanya salah gue, maaf yaa."

"Gak nanya."

"Nay jangan ngambek kek."

"Bodo."

"Ini beneran Kanaya yang dulu bukan sihh?"

"Tau."

"Iya iya gue janji gue gak bakal pergi tanpa kabar lagi."

"Siapa yang nyuruh."

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang