Keluarga harusnya menjadi tempat sandaran apabila kita terlalu lelah.
Keluarga harusnya menjadi tempat bergantung apabila kita akan menyerah.
Keluarga harusnya membawa ketenangan dan kedamaian.
Hal yang terlihat normal bagi keluarga pada umumnya me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita udah pernah ketemu kan ya? Eh kenalan aja kali ya biar akrab."
"Gue Diandra." Ucap Diandra sembari menjabat tangan Kanaya.
"Kanaya." Jawab Kanaya sembari menerima jabatan tangan dari Diandra.
"Lo bingung pasti kan ya kenapa gue tiba-tiba ngajak lo ketemuan. Gue cuma mau negesin beberapa hal doang kok."
"Emmmm okkee." Jawab Kanaya.
"Lo sejak kapan kenal Revan?"
"Baru baru ini."
"Hhhh baru?? gue udah kenal Revan 10 tahun asal lo tau." Ujar Diandra meremehkan Kanaya.
"Ohhh Okkeee."
"Apasihh emang yang udah lo lakuin sampe seorang Revan bisa sesuka itu sama lo sedangkan gue yang udah kenal dia dari lama gak sedikitpun bisa ngeluluhin hatinya.
Kanaya pun hanya mendengar penuturan Diandra dengan seksama.
"Mungkin menurut lo gue lebay kali yaa kaya gak ada cowok lain selain Revan."
"Tapi emang gak ada, cuma Revan, cuma dia yang jadiin gue Diandra yang sekarang."
"Lo sesama cewek pasti paham kan maksud dari pembicaraan ini tuh apa."
"Gue bersedia ngasih lo apapun yang gue punya, gue cuma minta satu tolong lo lepasin Revan buat gue."
"Lo tau kan lo gak seharusnya muncul di kisah gue dan Revan. Kalo lo gak ada, gue mungkin udah tunangan sama dia. Lo paham gak sih." Keluh Diandra yang lama kelamaan makin meninggikan nada suaranya.
"Lo bisa gak jadi cewek gak usah kecentilan, sadar diri kek level lo tuhh gak sepadan sama Revan."
"Gue ingetin ya lo tuh gak pantes bersanding sama Revan jadi gak usah ngarep. Jangan berbesar diri, Revan tuh cuma penasaran doang sama lo."
"Okkkee. Btw ini udahan belom ngomongnya, gue masih banyak kerjaan lain nihhh sorry." Jawab Kanaya.
"Cihhh belagu banget lo jadi cewek." Ujar Diandra sembari menyiramkan air ke baju Kanaya.
"Apa-apaan sih lo. Biasa aja kali gak usah nyiram-nyiram. Gue bingung dehh gue belagunya tuhhh dari sisi mana sih, gue diem doang loh dari tadi mendengarkan semua keluh kesah lo. Dan tanpa lo bilang gue juga sadar kok level gue emang beda dari orang-orang kaya kalian." Jawab Kanaya mulai sedikit emosi.
"Kalo lo sadar kenapa lo masih kecentilan deketin Revan? lo cuma mau uangnya dia dong kan. Ngaku dehh gak usah munafik. Ngomong lo butuh berapa, gue bakal penuhin semua asal lo jauh-jauh dari kehidupan Revan."
"Gue gak butuh uang lo, gue bisa cari uang sendiri dan urusan kisah percintaan lo berdua lo ngomong langsung aja sama orangnya, lo selesain baik-baik sendiri. Bukan lo lampiasin ke gue."
