Hari-hari panjang dan cukup melelahkan kembali dimulai seperti biasa. Seusai kuliah, Kanaya langsung bergegas ke minimarket untuk bekerja.
Sesampainya di tempat ia bekerja, Kanaya langsung memakai rompi seragam dan memilah-milah stok produk di rak, mana yang masih bisa dijual dan mana yang sudah kadaluarsa. Tak lupa Kanaya juga menata ulang dan merapikannya.
Setelah memastikan kondisi minimarket sudah cukup kondusif, Kanaya pun duduk di kursi kasir melayani pengunjung.
Drrrt drrtt drrt
Notifikasi chat ponsel Kanaya berbunyi.
Karin
nay
nay
yuhuuu
hemmm
lau lagi dimana??
penting bat nihhh
urgent urgent
di minimarket biasa
okke otw
Setelah membalas chat dari Karin, Kanaya pun melanjutkan pekerjaannya seperti biasa.
Beberapa menit kemudian, Karin pun sampai di tempat kerja Kanaya.
"Kanaya." Teriak karin dari pintu masuk.
"Jan triak-triak gilakk, gue gak budeg." Jawab Kanaya.
Untung suasana supermarket saat itu sedang tidak ada pengunjung sama sekali. Coba kalo ada, pasti semua mata langsung tertuju ke arah Karin. Pasalnya suara Karin berada di level fruekuensi yang berbeda dengan frekuensi suara manusia pada umumnya. Mungkin frekuensi suaranya hampir sama dengan lumba-lumba saking melengkingnya.
"Nay gue boleh nginep di kosan lu yaa yaa plis bat nihhh." Pinta Karin dengan wajah memelasnya.
"Gak ahh males." Jawab Kanaya singkat.
"Dihhhh najis pelit bat yaallah, yaa masa gue harus nginep di tempat Laila nay, saudaranya bejibun gitu, boleh yahhh bolehhh plis." Pinta Karin lagi.
"Emang kenapa sihhh ada apaan tumben-tumbenan lo mau nginep." Tanya Kanaya bingung.
"Itu nanti aja gue ceritanya, sekarang bolehin dulu." Jawab Karin memaksa.
Kanaya yang tidak tega dengan raut wajah Karin akhirnya mengijinkan Karin untuk menginap di tempatnya.
"Duhh love bangett dehh punya temen kaya lo." Ujar Karin centil.
"Hueekkkkk." Jawab Kanaya lalu memberikan kunci kamarnya kepada Karin.
"Gue masih lama, lu masuk duluan aja gapapa, gak usah nunggu di luar." Ujar Kanaya.
"Okkesippp, suami cari uang yang banyak yaaa, masalah rumah biar aku yang urusin." Ledek Karin sambil mengedipkan salah satu matanya ke arah Kanaya lalu berlalu pergi.
"Gilakk beneran dahh tuhh orang." Gumam Kanaya dalam hati.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Kanaya pun pulang ke kosannya.
"Assalamualaikum." Ucap Kanaya sembari membuka pintu kosnya.
"Waalaikumsalam, lama bener dahh Nay hadehhhh." Jawab Karin yang sedang rebahan sambil maskeran di kamar Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn My Life
Fiksi RemajaKeluarga harusnya menjadi tempat sandaran apabila kita terlalu lelah. Keluarga harusnya menjadi tempat bergantung apabila kita akan menyerah. Keluarga harusnya membawa ketenangan dan kedamaian. Hal yang terlihat normal bagi keluarga pada umumnya me...