JGTC

219 24 3
                                    

Kanaya, Laila, Lia dan Karin berkumpul bersama di perpusat yang kebetulan memiliki koneksi internet tercepat di kampus mereka. Semua mahasiswa berlomba-lomba pada hai itu agar dapat menang war mengisi IRS "matkul yang akan mereka ambil untuk perkuliahan semester depan" untuk masa depan nilai yang lebih baik.

 Semua mahasiswa berlomba-lomba pada hai itu agar dapat menang war mengisi IRS "matkul yang akan mereka ambil untuk perkuliahan semester depan" untuk masa depan nilai yang lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yes masuk." Teriak Laila dengan amat bahagia karena semua kelas yang dia incar berhasil dia dapatkan ya walaupun tidak lepas dari bantuan Ian tentunya.

Ian pun mengusap puncak kepala Laila gemas.

"Yeuuu malah uwu-uwuan disini." Ucap Karin sedikit merasa iri lalu menutup laptopnya.

"Ciee jealous makanya cari cowok biar ada yang ngelus." Sindir Ian meledek Karin.

"Yeuuu si kampret." Jawab Karin tidak terima.

Kanaya yang melihat Karin sudah menutup laptopnya pun menanyakan masalah IRS Karin.

"Udah nyerah lu Rin, yakin?".

"Dah lah males, pasrah dah gue, orang eror mulu dari tadi, yaiyalah eror orang mahasiswanya aja ribuan disuruh masuk ke satu sistem yang sama hhhhh." Umpat Karin menyalahkan sistem yang memang selalu down sejak mereka masih menjadi maba hingga sekarang sudah tahun ketiga.

"Mau gue bantuin masuk gak." Tanya Ian dengan tidak akhlaknya merasa paling dibutuhkan.

"Ada ujungnya nihh pasti tiba-tiba baik." Ujar Karin tidak percaya dengan niat baik Ian.

Ian pun hanya tersenyum miring.

"Mau gak?" Tanya Ian lagi memastikan sembari mengedipkan matanya berkali-kali.

"Iya mau." Jawab Karin pasrah.

Ian pun membantu Karin untuk mengisi IRS nya. Setelah selesai Ian pun meminta imbalan atas hasil kerja kerasnya.

"Dah beres nih, sekarang lo bantuin gue, ijinin ke ayahnya Lala bilangin dia pergi sama lo. Kalo bilang pergi sama gue pasti gak bakal diijinin."

"Astagfirullah lo nyuruh gue boong."

"Lah ini gak boong kan kita emang lagi pergi bareng."

"Hhhhh." Jawab Karin tidak percaya lalu akhirnya membantu Ian untuk meminta ijin kepada ayah Laila.

Saat mereka tengah mengobrol, Revan pun menelpon Ian untuk menanyakan keberadaan dirinya.

Oyyyy curut lo lagi dimana

perpusat kenapee

ada kanaya gak

eaaa apanihhhh

duh bacot tinggal jawab

iye ada
tapi udah mau pergi dia

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang