Sorry

62 10 0
                                    

"Nay buka jendela."

Kanaya pun membuka jendela dan melihat Revan yang tengah berpose seperti anak kecil yang tengah mendapat hukuman. Sembari membawa papan bertuliskan kata maaf.

 Sembari membawa papan bertuliskan kata maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya pun melihat ponselnya kembali dan menerima telpon Revan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya pun melihat ponselnya kembali dan menerima telpon Revan.

"Ngapain coba?"

"Maaf."

"Maaf buat apa?"

"Maaf kalo akhir-akhir ini aku banyak ngecewain kamu."

"Ngecewain dalam hal apa?"

Revan pun menjelaskan detail semua hubungannya dengan Vira baik di masa lalu ataupun masa sekarang dan alasan mengapa ia tidak bisa mengabaikan Vira.

Setelah mendengar penjelasan dari Revan, Kanaya pun langsung menutup telponnya dan pergi keluar menghampiri Revan.

"Nay Mau kemana? Ini belom dijawab lho permintaan maaf aku."

"Nayyyy hellooo."

Kanaya pun terus saja berjalan menuju ke supermarket dekat apartemennya untuk berbelanja diikuti Revan di sampingnya yang masih saja terus berbicara.

"Nay aku mau baca puisi dengerin ya."

"You gotta go and get angry at all of my honesty."

"You know I try but I don't do too well with apologies."

"I hope I don't run out of time, could someone call a referee?"

"Cause I just need one more shot at forgiveness."

"I know you know that I made those mistakes maybe once or twice."

"By once or twice I mean maybe a couple a hundred times."

"So let me, oh let me redeem, oh redeem, oh myself tonight."

"Cause I just need one more shot at second chances."

"Yeah, is it too late now to say sorry?"

Damn My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang