34| Hurt

167 23 3
                                    

Ya Allah, dari sekian banyak lelaki di dunia ini, lantas mengapa harus pacarku yang disukai oleh sahabatku?
-Thafa
_______

Note: Tandai kalau anda melihat typo!
______________________

Mobil mewah telah terparkir rapi di barisan siswa yang membawa mobil ke sekolah. Mobil yang di kendarai oleh seorang sopir ini, memarkirkan mobilnya berdekatan dengan parkiran motor.

"Pak Diding, boleh pulang. Nanti jemputnya pas saya telfon bapak. Jadi gak usah nunggu pak!" Jelas Dara pada Pak Diding, yang merupakan sopir pribadinya.

"Tapi non, kata tuan dan nyonya, saya harus nunggu non sampai pulang." Balas Pak Diding.

"Gakpapa pak. Saya tau, bapak juga punya urusan selain nungguin saya pulang sekolah. Kalau urusan tante Abriana dan Om Athala, biar saya yang urus."

"Makasih non," ujar pak Diding.

"Sama-sama pak, kalo gitu saya ke kelas dulu ya pak, ada piket soalnya." Ujarnya yang dibalas anggukan oleh Pak Diding.

"Baik non."

Karena terlalu buru-buru, Dara membuka pintu mobil dengan tidak hati-hati, sehingga menubruk seseorang yang kebetulan berjalan tepat di samping mobilnya.

"Eh, sorry. Gue gak sengaja," ujar Dara membantu orang yang terjatuh karena di tubruk pintu mobil.

"Tidak apa-apa." Balas laki-laki tersebut membersihkan sikunya.

"Maaf yah! Gue benar-benar gak sengaja." Dara berusaha membantu laki-laki tersebut membersihkan lukanya.

"Take it easy." Ujarnya tersenyum manis, sembari berdiri dari posisi jatuhnya tadi.

Dara yang melihat wajah serta senyum laki-laki tersebut seketika speechless.

"Kalo gitu gue duluan yah."

Lelaki tersebut berbalik meninggalkan Dara yang masih terkagum dengan rupanya.

"Eh tunggu!" Pekik Dara menghentikan langkah lelaki tersebut, yang membuat lelaki yang merasa dipanggil itu menaikkan satu alisnya.

Dara berlari menghampiri lelaki tersebut, "kenalin nama gue Dara." Dara mengulurkan tangannya, namun hanya dibalas senyuman oleh lelaki tersebut.

"Oke." Jawab laki-laki itu singkat kemudian berlalu meninggalkan Adara sendirian.

"Ganteng banget sih. Udah 3 hari gue masuk sekolah ini, kok gue baru ketemu dia sekarang? Kemana aja gue?" Jerit Dara bermonolog.

•••

"Gue udah gak sabar pengen nyatain cintaku yang udah full ke Faris." Batin Thafa sumringah.

"Thaf, Lo tau nggak? Gue barusan ketemu cogan." Dara begitu antusias menceritakan semua yang dialaminya tadi di parkiran pada Thafa.

"Ohya? Baru ketemu, Lo udah falling in love gitu?" Tanya Thafa yang membuat Adara mengangguk cepat.

"Iya kayaknya. Belum pernah gue ngerasain cinta pandangan pertama, Thafa."

"Emangnya cowoknya itu gimana sih? Sampai-sampai bisa buat sahabatku ini kepincut?" Thafa yang penasaran menutup bukunya dan fokus menatap Dara yang kayaknya benar-benar lagi kasmaran.

"Orangnya ganteng parah. Senyumnya juga manis banget. Sumpah cowok itu tipe Gue banget." Ujarnya, "Nanti deh Gue kasih liat pas ketemu." Lanjutnya.

"Oghey."

"Sekalian. Lo kan juga mau ngenalin pacar lo ke gu-" Dara menghentikan ucapannya saat melihat seseorang yang memasuki kelasnya.

"Dar? Lo kenapa jadi bengong?" Tanya Thafa yang tidak mendapat respon.

"Darimana lo?" Tanya Hanif pada Faris yang baru saja datang.

"Absen di BP, soal list izin gue kemarin." Jawabnya yang hanya dibalas oh ria oleh Hanif.

Faris lalu menghadap Thafa namun heran melihat cewek yang ditemuinya diparkiran tadi.

"Itu siapa? Yang lagi duduk sama Thafa?" Tanya Faris bingung.

"Dia murid baru, sahabatnya Thafa." Jawab Hanif yang lagi sibuk main game.

Tanpa mempedulikan Thafa yang sedari tadi mencoba menyadarkan lamunannya, Dara berlalu begitu saja.

"Hay, lo masih inget Gue nggak? Yang tadi di parkiran itu. Ketemu lagi kita, jangan-jangan kita jodoh." Gumamnya mendekati Faris yang risih dengan tingkah Dara.

Thafa yang kaget melihat hal itu, seperti merasakan tertusuk tombak berkarat di hatinya. Bagaimana tidak? Ternyata cowok yang diceritakan sahabatnya tadi adalah pacarnya sendiri.

Hanif dan Faris juga melihat ke arah Thafa yang terlihat sudah nampak mata yang berkaca-kaca, namun berusaha di tahannya.

"Ya Allah, dari sekian banyak lelaki di dunia ini, lantas mengapa harus pacarku yang disukai oleh sahabatku?" Batin Thafa meringis.

"Thafa, cowok yang gue ceritain tadi itu ini. Gue gak tau kalo kita itu sekelas. Kalo gue tau, mending tadi ke kelasnya barengan." Jelas Dara yang dibalas senyuman paksa oleh Thafa.

Faris yang menafsirkan raut wajah Thafa sepertinya cemburu, segera menghampirinya dan mengabaikan Adara. Ia berusaha ingin mengelus rambut Thafa, "Thafa?" Namun Thafa menghindarinya.

Thafa tersenyum getir, "Mau ke toilet." Jawabnya kemudian berlalu meninggalkan kelas.

"Thafa? Gue ikut!!" Pekik Dara mengejar Thafa untuk ke toilet.

Saat ini mereka sudah berada di toilet sekolah, dengan Thafa yang berada di dalam dan Dara yang menjaga pintu dari luar.

"Thafa Lo udah taukan cowoknya?" Gumam Dara.

"Hm," jawabnya menahan tangis.

"Jadi gimana?" Tanya Dara lagi, namun tak mendapat jawaban dari Thafa. "Kapan Lo mau ngenalin Gue sama pacar Lo?" Lanjutnya bertanya.

"Ki-kita udah putus kemarin." Sangat terlihat wajah Thafa yang begitu tersiksa menahan tangis.

"Ha? Yah, gak bisa kenalan sama calon ipar deh."

Dara terus saja bertanya, menggerutu dan semacamnya namun tak pernah dihiraukan oleh Thafa. Hatinya kini begitu sakit, mengetahui bahwa sahabatnya menyukai pacarnya. Dia terus saja menggigit bibir bawahnya, karena tak kuasa menahan isak tangis, Ia terduduk di lantai toilet sembari memeluk lututnya. Kondisi Thafa sekarang sungguh menyedihkan.

TBC

I NEED SOMEBODY WHO CAN VOTE AND COMMENT STORY ME:)

Ahad, 10 Januari 2021

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang