27| Lelaki Terbaik

136 24 7
                                    

Aku mencintaimu itu tulus, walaupun ada 1001 alasan untuk meninggalkanmu, aku tidak akan perduli dan memilih tetap bersama mu
-Faris
____________

Happy Reading 😘
___________________

Thafa yang telah mengganti pakaian kerjanya, karena jam sudah menunjukkan jadwalnya pulang kerja, kini menuju ke arah bosnya yang tengah sibuk memantau para pegawainya bekerja.

"Pak, saya pamit pulang ya Pak?" Pamitnya sembari memegang satu tali tasnya.

"Oiya Thafa, silahkan! Saya sebentar lagi juga mau pulang di jemput Hanif."

Thafa tersenyum, "kalo gitu saya permisi pak, Assalamualaikum." Ucapnya, berjalan keluar cafe.

"Waalaikumsalam."

Di halaman depan, Thafa melihat Hanif yang baru saja memarkirkan motornya, dan hendak memasuki cafe.

"Hei Hanif, mau jemput bos Arif kan?" Tanya Thafa basa-basi.

Dengan wajah tanpa ekspresi, "iya." Jawabnya datar, lalu melenggang pergi.

Thafa yang melihatnya sontak bingung, senyumnya seketika luntur, dan bertanya-tanya dalam hati.

"Akhir-akhir ini Hanif kok kayak ngehindar dari gue" batinnya.

Lamunannya itu seketika buyar saat Faris datang sembari meng-klakson motornya berkali-kali.

"Faris!! Kamu ngagetin aku aja," ujarnya mengelus dada.

Faris hanya membalasnya dengan cengiran.

"Yaudah, Human somse dipersilahkan untuk menaiki Bucin." Gumam Faris menepuk-nepuk jok belakang motornya.

Dengan senyum yang merekah, Thafa menuruti perkataan dari kekasihnya itu.

Perjalanan pulang mereka dihiasi dengan candaan dan obrolan mereka.

"Thafa, kamu tau nggak? Andaikan aku jadi pencipta maka kesalahan terbesar yang akan aku lakuin apa?" Tanya Faris ditengah-tengah mengendaranya.

"Nggak tau, emangnya apa?"

"Nyiptain makhluk secantik kamu." Jawabnya meraih tangan kiri Thafa.

Thafa tersenyum manis, dengan rona merah muda yang menghiasi pipinya. "Kamu memang paling tau cara buat aku senyum. Tapi, aku masih heran kenapa kamu milih aku?"

"Karena kamu baik."

"Kalau hanya perihal baik, masih banyak kok cewek yang lebih baik di banding aku."

"Yang lebih baik dari kamu memang banyak. Tapi aku nggak mau, karena mereka bukan kamu." Jawab Faris penuh keyakinan.

Entah sudah berapa banyak kali, Faris membuat pipi Thafa merona. Yang jelas, Thafa sangat nyaman didekat Faris saat ini.

"Faris, cinta aku ke kamu udah nambah jadi 40%," bisiknya di telinga Faris, yang membuat Faris tersenyum bahagia.

"Dengar cinta kamu ke aku terus nambah, rasanya Aku pengen bilang ke seluruh dunia kalo aku juga cinta sama kamu."

"Yaudah bilang aja."

Faris menghentikan motornya dipinggir jalan. Ia turun dari motornya, dengan Thafa yang masih stand by di atas motor.

Faris menyampirkan rambut Thafa yang berterbangan ke belakang telinga. Kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Thafa.

Thafa yang bingung dengan aksi Faris hanya bisa mengerutkan keningnya.

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang