Dekat denganmu bukan hobi lagi, tapi udah jadi candu.
-Faris
__________Assalamualaikum🥰
Part kali ini agak greget gimana gitu:vJangan Lupa Vote dan juga Comment pastinya:) Hargai usahanya yah, jangan jadi sider Please:v
Gak usah panjang lebar, intinya Always Vomment.
____________Kringgg🔔
Suara bel panjang, pertanda bahwa siswa maupun siswi bisa pulang. Untuk merehatkan fikiran mereka yang dipenuhi oleh materi yang berbentuk penjelasan.
Seperti Thafa, saat ini Ia sedang bergegas pulang keluar dari pagar dan sedikit berjalan untuk menghampiri halte yang selalu di tempatinya menunggu angkot setiap pulang sekolah.
"Ekhem, sendirian aja." Dehem seorang cowok, yang sontak membuat langkah Thafa terhenti.
Thafa menengok, dan benar saja apa yang ada di fikirannya. Cowok tersebut adalah Faris, siapa lagi kalau bukan dia? Orang dia aja yang selalu gangguin dan ngintilin Thafa tiap hari.
"Ngapain Lo?" Tanya Thafa Ketus.
"Pengen ngajakin pulang bareng." Jawabnya dengan senyum manis.
Faris masih setia di atas motor Vespa abu-abu miliknya, dengan laju yang di selaraskan dengan langkah Thafa.
"Nggak Mau. Pulang sendiri aja sana!"
"Ayolah, Thafa. Mau ya, pulang bareng sama Gue?"
"Nggak! Lagian, rumah kita gak searah kali."
"Gapapa, biar Gue anter deh." Pinta Faris, sedikit memohon.
"Nggak Ah. Gue bisa sendiri naik angkot. Udah sana pergi! Gak usah ngikutin Gue mulu." Gumamnya, kemudian melanjutkan langkahnya.
Faris tak lagi mengikuti Thafa. Ia lebih memilih memarkirkan motornya di sebuah warung pinggir jalan dekat sekolah, yang juga langganannya jajan setiap hari.
"Den Faris, mau di bungkus atau makan sini?" Tanya pemilik warung tersebut.
"Nggak dua-duanya Mang."
Mang Udin mengerutkan keningnya, "Lah, kalo gak mau beli, terus ngapain Den Faris ada di sini?" Tanyanya.
"Ini, Faris nitip motor bentar ya Mang. Entar sore baru Faris ambil."
"Tapi Den, warung Mamang bentar lagi mau tutup."
"Yaahh. Padahal baru aja Faris mau salamin Mang Udin sama Mbok Siti tukang gado-gado depan, idolanya Mang Udin." Tambah Faris dengan mimik wajahnya yang di dramatiskan.
"Yaudah deh, Faris bawa motornya lagi." Gumamnya lagi, sembari menaikkan standar motornya.
"Eitt! Tunggu dulu Den!" Mang Udin menahan langkah Faris yang sedang menuntun motornya. "Kenapa gak bilang dari tadi? Kalo gitu mah, jangankan sehari, setahun Aden nitip motor pun Mamang siap jagain." Lanjutnya yang membuat Faris sumringah.
"Serius nih, Mang?"
"Iya Den, asal di salamin sama Mbok Siti my hunny bunny sweety. Hehehe." Cengirnya.
"Tenang aja kalo gitu." Faris men-standart motornya kembali. "Yaudah Mang Udin, Faris pergi dulu ya! Takut masa depannya keburu dapat angkot. Nitip Bucin yah!" Lanjutnya berjalan keluar area warung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...