Andai malaikat kematian bisa datang hanya dalam satu kali panggilan. Maka untuk saat ini, aku akan melakukannya. Bukan karena lelah dan menyerah, hanya saja hatiku terlalu kecil untuk menampung beban sebesar ini.
-Thafana Ailindya Athala
__________Guys, jangan lupa untuk Vomment yah!
Caranya gampang kok, gak nguras tenaga, gak nguras kouta, gak nguras hati🤣
Ada typo, tandain yah!
_______________________
Setiap pulang sekolah Thafa tidak pulang ke rumah, melainkan langsung ke tempatnya bekerja, karena Ia selalu membawa baju ganti yang diletakkan dalam tasnya, jika ada jadwal kerja.
Seperti sekarang ini, sudah hampir setengah hari ia mondar-mandir melayani pelanggan yang berdatangan. Mulai dari mencatat dan mengantarkan pesanan pelanggan, entah mengapa pelanggan hari ini begitu ramai tak seperti biasanya, membuat Thafa kelelahan sendiri dibuatnya. Untung saja jam sudah menunjukkan pukul 07 malam, sesuai kesepakatan kerja awal, bahwa di jam itu Ia sudah boleh pulang.
"Thafa?" Thafa menoleh saat salah satu karyawan memanggilnya. "Bos manggil kamu tuh di ruangannya!" Lanjutnya.
"Oh, kalo gitu tolong kamu antar pesanan ini ya, di meja no 03!" Thafa memberikan nampan yang berisi pesanan tersebut.
"Ok," jawab karyawan tersebut, kemudian membawa nampan kepada pemesannya.
Thafa memasuki ruangan Pak Arif, Bosnya. "Bapak manggil saya?" Tanyanya.
"Ohiya, silahkan duduk Thafa!"
Mendengar perintah itu, Thafa pun segera mendudukkan dirinya.
"Thafa, bapak tau bagaimana kondisi kamu. Tapi untuk kali ini bapak mau minta tolong."
"Maaf Pak, emangnya Bapak mau minta tolong apa?" Tanya Thafa bingung.
"Jadi gini, karyawan yang biasanya menggantikan kamu piket malam itu lagi sakit. Sedangkan pengunjung saat ini begitu ramai, kamu mau tidak untuk hari ini menggantikan dia dulu?"
Jleb! Thafa menelan air liurnya sendiri. Bukan apa-apa, yang membuat Ia aman bekerja sampai saat ini adalah, jadwal pulang kerjanya tidak bersamaan dengan jam pulang kerja ayahnya di jam 12 malam. Dan untuk saat ini, apakah ia harus lembur bertepatan sampai jam pulang ayahnya? Bahkan mbok Minah, sampai kali ini juga belum tahu bahwa Thafa sudah bekerja. Karena Thafa selalu beralasan jika Mbok bertanya bahwa dia sedang ada tugas sekolah tambahan.
Hhm, semoga aja gak ketahuan ayah. Mau nolak juga gak enak sama Pak Arif yang udah baik banget sama gue. Pak Arif udah tau kondisi gue tapi masih mau nerima gue kerja disini dan ngeringanin kerja gue.— Batinnya menghela nafas panjang.
"Thafa? Oh kalau kamu gak mau juga gakpapa, biar Hanif aja yang ganti—"
Dengan cepat Thafa memotong ucapan bosnya itu, "eh nggak usah pak! Biar saya aja," ucapnya.
"Serius kamu?"
"Iya Pak, sekalian mau nambah pengalaman kerja. Gimana sih rasanya lembur? Hehe." Gumamnya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hhe, makasih ya Thafa. Saya janji, ini pertama dan terakhir kalinya kamu lembur."
"Sama-sama pak. Kalo gitu, saya lanjut kerja ya Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...