16| Special Song

181 29 3
                                    

Perempuan adalah makhluk yang paling spesial dalam perihal nyembunyiin perasaan.
-Faris Haryaka Rafa
_______

Note: JANGAN lupa liat Mulmed!

How are u today? I hope to fine.
Gimana hatinya? Masih aman? Jomblo aman?🤣

Happy Reading Guyss ❤️
_______________

Faris begitu serius menatap layar ponselnya. Saat ini Ia sedang bermain Game online di kelas pagi ini, yang sudah mulai ramai murid yang berdatangan.

"Hem." Dehem Hanif yang baru saja datang sambil meletakkan gitar di sampingnya.

"Eh elo." Balas Faris, menghentikan aktivitas gamenya. "Tumben Lo bawa gitar. Mau lo apain?" Lanjutnya bertanya.

"Hari inikan praktek seni budayanya Bu Nanda. Lo lupa?"

Faris menepuk jidatnya, "ohiya. Astaga kok gue lupa sih."

"Kebanyakan mikirin Thafa sih elo, jadinya semua hal penting lo lupain."

"Yah, kan udah kewajiban bagi gue mikirin dia." Cengirnya, "tapi gakpapa sih, kan gue bisa pinjam gitar lo." Lanjutnya.

"Enak aja. Gue bawa gitar ini tuh susah-susah. Lo malah pengen minjem, kurang modal banget sih Lo." Dengus Hanif.

"Lo jadi sahabat gak setia kawan banget. Gue kan lupa bawa gitar, jadinya gue pinjem dong gitar lo."

"Emangnya lo mau nyanyiin apa?" Tanya Hanif.

"Secret."

"Idih sok rahasia-rahasiaan lo. Nanti gue juga bakalan tau kalo lo udah nyanyi."

"Nah itu lo tau. Makanya gue pengen minjem gitar lo bentar."

"Enggak, enak aja."

"Pelit banget sih lo."

"Bodo-"

"Oi, kalian bisa diam gak sih? Kalian kira kelas ini milik kalian berdua, apa?" Geram Thafa yang sedari tadi terganggu akibat keributan mereka berdua.

"Tuhkan Thafa marah, elo sih." Dengus Faris pada Hanif.

"Kok jadi gue sih?"

Mereka tak lagi melanjutkan pembicaraan, karena Ibu Nanda sudah memasuki kelas. "Pagi anak-anak."

"Pagi Buuu." Jawab semuanya.

"Kalian masih ingatkan tugas yang ibu berikan minggu lalu?" Tanya Bu Nanda to the point.

"Ingat Buuu," jawab semuanya.

"Baik, kalo gitu saya akan menyebut acak dari absen siapa aja yang bakal nampilin duluan." Gumamnya sembari menjelajahi Absen, yang menampilkan deretan nama-nama yang akan ditunjuknya.

"Faris Haryaka Rafa, kamu duluan!" Gumam Bu Nanda.

Faris tersenyum, lalu merebut gitar Hanif. "Pinjam bentar." Hanif mencebik melihatnya.

Dengan penuh percaya diri, Faris mempersiapkan diri dengan gitar yang sudah ada di kedua tangannya. Sebagai nada awal, Faris mulai memetik gitarnya lalu mulai bernyanyi di hadapan seluruh siswa kelas 12 Ipa 1.

Oh Thafa, oh Thafa...🎶

Tolong dengarkanlah!..🎶

Kumencintaimu, bagaikan diare...🎶

Tak dapat tertahan, datang tanpa persetujuan...🎶

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang