Tuhan, bibirku sudah lelah berkata,
jadi kumohon dengarkanlah kata hatiku.
-Thafana Ailinindya Athala
_______Vomment! Ooghey✨
_________________Persahabatan Thafa dan juga Dara semakin hari semakin renggang. Walaupun tidak tahu letak kesalahannya, namun Thafa berbesar hati ingin meminta maaf pada Dara.
"Dara, tunggu! Gue mau ngomong sama lo." Gumam Thafa, saat melihat Dara ingin keluar kelas saat bel istirahat berbunyi.
"Walaupun gue gak tau gue salah apa? Tapi gue mau minta maaf kalau memang menurut lo gue yang salah." Ungkap Thafa tulus, agar permasalahannya cepat selesai.
"Basi." Ketus Dara meninggalkan Thafa.
Thafa terus saja mengejar Dara untuk mendapatkan maafnya. Dara yang melihat Faris yang baru saja keluar dari toilet, memiliki rencana licik.
Dengan sengaja Ia menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan Faris yang refleks menangkapnya. "Lo kenapa?" Tanya Faris bingung.
"Penyakit gue kambuh." Jawabnya masih dalam keadaan memeluk Faris.
Thafa yang sedari tadi mengejar Dara tak sengaja melihat mereka berpelukan dari kejauhan. Dara tersenyum smirk melihat Thafa yang memilih memutar arah dengan mata yang berkaca-kaca.
Ya Allah ini adalah keputusanku, maka jangan biarkan air mataku jatuh dikeramaian.— Batin Thafa, menjauh dari mereka sembari mengusap air matanya.
Faris yang sedang menghadap belakang, melihat pantulan Thafa di jendela kaca yang berada tepat didepannya. Thafa? Dia nangis?— Batin Faris.
"Yaudah, kita duduk disana dulu!" Faris menuntun Dara agar duduk di kursi yang sudah tersedia.
Dara mengangguk, disela-sela kegiatannya dia tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Faris, saat ini dia sedang merogoh saku untuk mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana.
Setelah itu, Faris mengikut duduk disamping Dara. "Lo harus jaga kesehatan. Nanti om Athala kecewa, karena dia udah mempercayakan gue buat jagain lo."
Karena penasaran dengan yang diketik Faris, Adara memikirkan alasan agar bisa meminjam ponsel Faris. "Faris, gue boleh minjem hp lo nggak? Soalnya hp gue lowbat." Pintanya, tentu saja itu hanyalah alasan.
"Oh, ini." Tanpa curiga sedikitpun, Faris memberikan ponselnya pada Dara.
"Gue kesana dulu ya, mau nelfon tante Abriana." Pamitnya yang diangguki Faris.
Dengan lihai Dara berusaha mengotak-atik aplikasi yang ada di ponsel Faris. Mengeceknya satu persatu. Sampai akhirnya dia menemukan sesuatu yang Ia cari-cari.
You
Ini tidak seperti apa yang
kamu kira. Sepulang sekolah
kita ketemu di taman, Aku
akan jelasin semua.
10.30
ReadTernyata Faris mengetikkan pesan kepada Thafa, yang sudah dilihat oleh Thafa tanpa balasan.
Dara tersenyum, "gak akan gue biarin kalian ketemu hari ini." Smirk-nya, kembali memberikan ponselnya pada Faris.
•••
Hujan yang turun rintik, tidak menyurutkan semangat Thafa menunggu Faris di kursi taman belakang sekolah. Sudah sekitar setengah jam dia menunggu, namun Faris belum juga datang.
"Masih banyak waktu." Thafa melirik jam tangannya.
Dilain pihak, Dara terus saja menahan Faris untuk tidak menemui Thafa. "Faris, lo mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...