Cinta memang gak bisa di paksakan namun setidaknya masih bisa untuk di usahakan.
-Faris.
_________Bacanya jangan di skip ya! Hargai aku yang udah capek ngetik banyak 🐱
Kalo ada typo, please di tandai yah!
Don't forget to vomment and share.
Bisa gitu tambahin DILEMMA ke reading list kalian:) xixixiHappy Reading❤️
___________________DUGHH
"Aww!!" Ringis Faris memegangi kepalanya, sesaat setelah sebuah bola basket mengenai kepalanya.
"Ma-maaf Ris! Gue gak sengaja." Gumam Hanif menghampiri Faris yang masih berdiam di tempat.
"Lo gimana sih? Main basket itu hati-hati! Emang Lo kira wajah ganteng gue ini, Ring basket apa?" Dengus Faris, Hanif hanya tersenyum kikuk.
"Ya maaf. Lagian elo sih, bukannya main malah sibuk ngelamun."
Tak mendengar penjelasan Hanif, Faris memilih melanjutkan aktivitasnya tadi, yakni melihat pemandangan indah yang tengah berteduh dan duduk di bawah pohon.
"Oi! Lo denger Gue gak sih?" Hanif yang merasa Faris tidak mendengarkannya, mencoba mengibaskan tangan di depan wajah Faris.
"Lah, ada yang gak beres nih!"
Hanif kemudian berjalan keluar lapangan untuk mengambil sebotol air yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Faris, Nih minum! Siapa tau Lo dehidrasi." Gumamnya tak mendapat gubrisan.
"Lo marah sama Gue? Gue kan udah minta maaf."
Faris mengangkat kedua sudut bibirnya. "Cantik," gumamnya tak berpaling dari pandangannya pada seorang gadis yang tengah beristirahat setelah olahraga tersebut.
"Cantik? Gue?" Kernyit Hanif, bingung.
Seketika lamunan Faris buyar, "Yakali Lo cantik, tuh si Thafa cantik banget. Apalagi kalo rambutnya diikat gitu," jelas Faris.
Hanif segera mengikuti arah pandang Faris.
"Oh jadi sedari tadi Lo ngelamun cuman karena liatin Thafa? Sampai-sampai kepala Lo kena bola hanya karena dia?" Tanya Hanif.
"Iya. Lumayan cuci mata."
"Gue kira Lo dehidrasi. Sampai-sampai, gue ambilin minum nih."
"Minum? Thanks yah!" Faris meraih botol dari genggaman Hanif. Lalu melenggang pergi.
"Mau kemana Lo?"
"Temuin Thafa, mau ngasih minum." Terang Faris mengangkat botol tampak berbalik menghadap Thafa.
"Itu kan punya gue?"
"Lo kan udah ngasih ke Gue, jadinya udah punya Gue." Faris berbalik sekilas menunjukkan ekspresi mengejek.
Thafa menunduk mengibas-ngibaskan tangannya ke betis yang keringatan akibat olahraga tadi. Tanpa sadar sebuah tangan menyodorkan sebotol air mineral ke hadapannya.
Thafa pun seketika mendongak. "Makasih." Ia menerimanya dengan senyum tipis.
"Gue duduk yah!" Pintanya, Thafa hanya mengangguk karena sedang minum.
"Jangan dihabisin! Sisain dikit buat Gue!" Gumam Faris.
"Tapi bekas Gue?"
"Gapapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Подростковая литература[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...