13| Haruskah kesempatan itu?

208 28 2
                                    

Gue gak akan berpaling kecuali Tuhan nyiptain Lo lebih dari satu.
-Faris
_______

Assalamu'alaikum?

Gimana kabarnya?  Jomblo aman?🤣

Jangan lupa Vomment!

Nih! Happy Reading Guyss ❤️
______________________

Sudah hampir setengah jam, Thafa dan Faris di lapangan. Dalam keadaan hormat kepada bendera, serta terik matahari yang tidak mendukung, menambah kesan berat hukuman yang diberikan oleh Pak Suparno.

Thafa masih diam. Dengan keringat yang bercucuran di dahi, Ia masih mengingat perkataan ayahnya semalam, mencacinya, menyuruhnya tidur di luar, sehingga Ia bisa telat Hari ini.

Faris mengedarkan pandangannya ke Thafa, Cowok itu melihat gadis di sampingnya kini sangat kepanasan akibat terik matahari yang seperti ada sejengkal di atas kepalanya.

"Ininih yang buat gue gak mau jadi matahari buat lo. Walaupun nyinarin bumi, tapi itu buat gue jauh dan buat lo kepanasan. Mending gue jadi diri sendiri, yang selalu bisa jaga dan ngelindungin lo dari dekat." Tutur Faris, meletakkan kedua tangannya di atas kepala Thafa agar terhalang sinar matahari.

Thafa yang mendapat aksi itu sontak mendongak. "Kenapa lo malah lindungin gue? Bukannya lo juga kepanasan?" Tanyanya.

"Tau, tangan gue refleks dan tidak mau pindah lagi." Jawabnya.

"Kenapa sih, lo selalu baik sama gue? Padahal gue gak pernah baikin lo."

"Namanya juga sayang."

"Ris, Udah tiga tahun loh, lo ngejar gue. Dari awal masuk SMA sampai sekarang. Lo nggak niat apa, cari cewek selain gue?"

"Nggak Thafa! Gue nggak akan berpaling kecuali Tuhan nyiptain lo lebih dari satu."

Mendengar hal itu, Thafa yang mulanya menunduk kini mendongak kembali. "Gak capek?"

"Capek sih enggak. Tapi kalo balasnya lama, gue ngerasa kayak sampah."

Deg! Penuturan Faris itu serasa menusuk hati Thafa. Andai difikir secara logika, jika cowok lain yang berada diposisi Faris saat ini, pasti udah lama ia akan berpaling. Secara Ia memiliki wajah yang tampan, pintar, jika boleh di ukur sepertinya Faris sudah menjadi kriteria idaman untuk para cewek-cewek. Namun, Faris masih saja menunggu Thafa. Walau sampai kini Thafa masih bungkam, Ia tidak pernah berpaling. Apakah Thafa harus memberi kesempatan buat Faris?

Karena penyakitnya, yang tak bisa terkena panas matahari lama, membuat Thafa pusing dan sedikit linglung. Faris yang melihatnya, sontak memegang kedua bahu Thafa agar tak jatuh.

"Pusing yah?" Tanyanya yang diangguki Thafa. "Kalau gitu, kita neduh disana dulu." Lanjutnya.

"Tapi, kitakan lagi dihukum Ris. Kalau ketahuan Pak Suparno gimana?"

"Pentingan mana sama lo?" Jawabnya, membawa Thafa meneduh dipinggir lapangan. "Lo duduk disini ya! Gue mau ambil minum dulu," lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Thafa.

"Nih, minum dulu!" Gumamnya yang baru saja dari kantin.

Thafa menerima botol air mineral tersebut, lalu meminumnya.

"Jangan dihabisin, sisain dikit buat gue!"

"Bekas gue, gapapa?"

"Iya." Faris menerima botol dari Thafa lalu meminumnya. "Kalo gini kan rasanya beda." Tuturnya.

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang