Malam tiba. Motor Bayu membelah jalanan dengan santai. Tawa Naya dan Bayu, Menggambarkan muda mudi yang sedang bahagia.
Sudah lama, Naya tidak seperti ini dengan Bayu. Kulineran sampai malam, tertawa di sepanjang perjalanan, dan sesekali memeluk Bayu karna Bayu yang tiba tiba melajukan motornya dengan cepat.
Sudah lama Naya tidak memeluk Bayu, tapi rasa nyaman itu masih sama bahkan hingga sekarang. Naya benar benar dibuat bahagia oleh Bayu hari ini. Ini benar benar Nostalgia yang membuat Naya bahagia.
Tidak sadar, rupanya motor Bayu sudah berhenti di rumah Naya. Naya turun dari motor Bayu, lalu memberikan senyuman terbaik yang Naya punya. Naya ingin Bayu tau, bahwa hari ini Naya benar benar bahagia, sangat bahagia.
"Makasih ya Bay pizza, martabak, sama satenya..." Naya berterimakasih sambil menunjukkan makanan yang Naya bawa untuk diberikan oleh keluarga Naya yang dibelikan oleh Bayu.
Bayu mengangguk "salam buat papah mamah lu ya Nay,"
Naya mengacungkan jari jempolnya.
"Ya udah gua balik ya, lu juga perlu istirahat. Besok acara pembukaan tournament di sekolah kan jam 7.15 jadi lu harus dateng lebih awal buat support Dimas."
"Oh iya ya.. Besok pembukaan tournament mulainya sepagi itu. Oke dehhh, dahh Bayuuu." Naya melambaikan tangannya
Bayu tersenyum menyalakan mesin motornya lalu melaju meninggalkan rumah Naya.
Naya masih disana, menatap punggung Bayu yang kini sudah hilang oleh persimpangan jalan.
Naya tersenyum. Hatinya berbunga bunga, tanpa menyadari bahwa diujung sana Dimas memperhatikan Naya.
Dimas ingin memberikan martabak yang sudah ia beli tadinya. Tapi melihat Naya sudah dibelikan Martabak, pizza, dan sate untuk apa Dimas disini? Bukankah martabak sudah dibelikan oleh Bayu? Dan Naya tampak terlihat senang. Jadi untuk apa Dimas datang?
Dimas mengepalkan tangannya. Cemburu? Mungkin iya. Tapi bukankah Naya dan Bayu hanya sekedar sahabat? Atau di dalam persahabatan mereka terselip sebuah perasaan?
-----
Naya mengedarkan pandangan mencari orang yang Naya kenal. Karna sekolah SMA Angkasa hari ini, cukup ramai oleh orang orang yang sepertinya ikut mensupport tim sekolah mereka, atau sekedar menonton tournament karna penasaran.
"Woii Nay," sapa Gilvan
"Eh Van, untung ada lu. Gua sendirian tau, temen gua yang lain belum pada keliatan."
"Kalo anak anak Angkasa yang lain sih pada di ngumpul di kantin sekalian ngesupport tim Angkasa yang bakal tanding. Ada Dimas juga disana," jelas Gilvan
"Yuk kesana!" Ajak Naya, sambil menarik tangan Gilvan kearah kantin membuat Gilvan mengikuti langkah Naya.
Kantin Angkasa dipenuhi siswa siswi Angkasa. Ada yang sedang sarapan atau menyapa dan mensupport tim futsal Angkasa.
Naya melihat Dimas yang sedang bersama tim futsalnya sedang berfoto bersama dengan segerombolan orang yang mungkin meminta foto bersama tim futsal. Tepat saat Gilvan dan Naya menghampiri Dimas dan timnya, segerombolan itu pergi.
"Wahhhh ceweknya Dimas dateng." Ledek Angga-- Teman satu futsal Dimas
"Mau support Dimas ya? Tadi Dimas udah gaduh aja nih, kalo lu ga dateng, katanya Dimas ga bakal semangat mainnya." Arya ikut meledek Dimas membuat Dimas menyikut lengan Arya yang duduk sebelahnya.
"Aa juga mau dong disemangatin Nay!" Kini giliran Fikri-- Teman tim futsal Dimas juga
"Gua tabok ya Fik?" Kata Dimas menunjukkan tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi - Naya Dimas [Sudah Terbit]
Fiksi Remaja"Kalo Nadi gua putus, gua mati Nay. Kalo kita putus, hati gua juga mati." "Emang kita pernah jadian?" "Oiya. Gua lupa." "Tapi kalo gua ga bisa buat lu luluh, Hati gua udah terlanjur lumpuh. Ga bisa bergerak, buat nyari tempat pulang. Bagi gua, lu ru...