"Ya kalo udah serius, terima dong cinta gua!" Kata Dimas yang sukses membuat Naya membulatkan matanya.
Beberapa detik kemudian Dimas tertawa melihat ekspresi Naya.
"Gua bercanda ya Nay," kata Dimas menjelaskan
"Ck. Terus ini coklat segini banyak buat apaan?" tanya Naya bingung sambil melihat coklat batang di trolli belanja.
"Ya buat lu."
"Ya ini kebanyakan Mas," kata Naya
"Coklatnya kebanyakan, tapi lebih banyak cinta gua ke elu Nay."
Naya mencubit lengan Dimas gemas, yang dicubit mengaduh kesakitan.
"Mas, ini tuh coklat yang lu kasih ke gua banyak banget. Tiga bulan juga coklatnya ga bakal abis."
"Tapi....." Naya tiba tiba menemukan ide. "Kalo gua bagiin ke orang orang boleh ga?"
"Di bagiin ke orang orang maksudnya? Lu mau bagiin coklat ini ke orang orang sampe abis dan lu orang yang gua kasih coklatnya ga dapet apa apa?"
"Bukan bukan, Bukan gitu." Naya mencoba menjelaskan. "Maksud gua, gua mau bagi bagiinnya ke beberapa orang tertentu aja. Yang menurut gua, perlu gua kasih coklat."
"Orang orang tertentu? Maksudnya?" Dimas masih belum paham.
Naya tidak menjawab. Naya menarik tangan Dimas sementara tangannya yang satu mendorong trolli belanjaan yang berisi coklat batang.
"Mau kemana dah?" tanya Dimas bingung mengikuti langkah Naya yang entah ingin kemana.
"Udah, nanti gua jelasin."
Naya berhenti pertigaan koridor. mengedarkan pandangannya mencari seseorang.
Dimas melipat tangannya di dada memperhatikan Naya yang sibuk celengak-celinguk mencari seseorang.
"Nah, itu dia," kata Naya menunjuk Echa-- teman satu kelasnya yang baru saja keluar dari kelas.
"Echaaa!!!" Panggil Naya membuat Echa menoleh ke arah Naya.
"Ayo mas," ajak Naya mulai mendorong trollinya kearah Echa, diikuti Dimas yang mengikuti Naya.
Naya mengambil dua batang coklatnya, lalu menyodorkan coklat itu pada Echa.
Echa mengernyitkan dahinya bingung. "..... buat gua?"
Naya mengangguk mantap. "Kemarin, gua denger lu abis putus ya dari Ilham?" Naya menyebutkan nama mantan kekasih Echa itu.
"Itu coklat buat lu, anggep aja itu coklat untuk...." Naya berpikir sebentar "untuk merayakan kehilangan."
Echa tertawa. "Jadi kehilangan harus dirayakan ya?" tanya Echa disela tawanya
Naya mengangguk. "Iya, Ayo kita rayakan kehilangan dengan pelukan." Naya merentangkan kedua tangannya.
Echa memeluk Naya. Entah apa yang di dalam pikiran Naya untuk membagikan coklat untuk orang orang yang hatinya sedang terluka.
"Makasih ya Nay," kata Echa melepas pelukan Naya dan mengambil coklat dari tangan Naya.
Naya tersenyum, setelah itu Naya dan Dimas pamit untuk memberikan coklat kepada orang orang yang Naya anggap berhak mendapat coklatnya.
Naya memberikan coklat pemberian Dimas pada orang yang Naya tau hatinya sedang terluka.
Setelah sudah memberikan ke beberapa orang yang Naya tau hatinya sedang terluka, Naya bertemu Lusi.
"Lusi, sini!" Panggil Naya membuat Dimas menoleh ke arah Naya.
Lusi tersenyum lalu mendekat kearah Naya dan Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi - Naya Dimas [Sudah Terbit]
Jugendliteratur"Kalo Nadi gua putus, gua mati Nay. Kalo kita putus, hati gua juga mati." "Emang kita pernah jadian?" "Oiya. Gua lupa." "Tapi kalo gua ga bisa buat lu luluh, Hati gua udah terlanjur lumpuh. Ga bisa bergerak, buat nyari tempat pulang. Bagi gua, lu ru...