2

201 20 0
                                    


Nayanika. Dalam sansekerta yang berarti mata yang indah dan memiliki daya tarik. Sama seperti namanya. Naya, memiliki mata indah dan daya tarik. Banyak daya tarik di dalam diri Naya yang Dimas suka. Salah satunya, tingkah Naya yang menggemaskan saat Dimas jahili.

Dimas tersenyum, dia benar benar tidak bisa meninggalkan gadis itu, meski Naya, tidak pernah menjawab 'iya' atas pernyataan cintanya, Dimas tetap mencintai Naya.

"Kak Dimas?" panggil seseorang yang ia kenal.
"Senyum senyum sendiri aja."

"Eh lusi."
"Sini duduk lus."

Lusi ikut duduk di sebelah Dimas di bangku taman.

Lusi- Gadis cantik kelas 11 IPA 2 incaran siswa siswa sekolah dengan mata sipit dan rambut berponinya, membuat siswa siswa di sekolah tertarik dengan Lusi.

"Tumben sendirian, biasanya lu sibuk kesetanan ngejailin kak Naya."

"Setannya lagi tobat lus." jawab asal Dimas

"Lus?" panggil Dimas menatap Lusi.
"Jangan nunggu gua lagi ya."
"Gua gaakan bisa ninggalin Naya."

Setelah satu tahun yang lalu lusi menyatakan cintanya dan ditolak oleh Dimas, Lusi tetap menunggu Dimas.

Lusi memaksakan senyumnya
"Meskipun kak Naya ga bisa bales perasaan lu kak?"
"Gua juga sama. Gua ga akan pergi, meskipun lu ga bisa bales perasaan gua."

Dimas terdiam. Kenapa gadis satu ini sangat keras kepala. Padahal, maksud Dimas baik. Lusi berhak mendapatkan yang terbaik dan itu bukan dirinya.

"Lu punya hak untuk nunggu kak Naya." kata Lusi
"Gua juga punya hak untuk nunggu lu."
"Meskipun nanti, lu sama kak Naya akhirnya bahagia."
"Gua gapapa. Lu ga perlu mikirin gua kak"

"Tapi lus--"

"Gua juga bahagia, kalo lu bahagia. Meski bahagia lu itu bukan tentang gua."
"Gua bakal tetep nunggu lu kak. Nemenin lu yang nunggu kak Naya."
"Gua ga mau lu sakit sendirian. Seengaknya, sekarang kita sama sama sakit. Lu sakit karna nunggu kak Naya, gua karna nunggu lu."

"Lus--"

"Gua ke kelas dulu ya kak" Pamit Lusi meninggalkan Dimas.

Dimas menatap kepergian Lusi. Sekarang ia harus bagaimana? Menunggu Naya lagi, atau mencoba membuka hati untuk Lusi.

---

"NAYAAAAA!!!!!" Teriak Dimas saat melihat Naya dikantin sedang memakan bakso.

Siswa siswi yang sedang berada dikantin, sontak menatap Dimas bingung.

"Nayyyyy gua beneran ga bisa jauh jauh dari lu" Kata Dimas setelah Dimas sudah duduk disamping Naya lalu menyeruput es teh manis Naya.

Naya ingin kesal, lalu teringat kejadian beberapa menit lalu. Naya tersenyum. Dimas, memang suka membolak balikan perasaan Naya, termasuk perasaan dirinya sendiri. Tadi Dimas terlihat penuh luka, sekarang berusaha terlihat tidak ada apa apa.

Ia senang melihat Dimas seperti ini, terlihat konyol.

"Kenapa lu senyum senyum nay?" Dimas membuyarkan lamunan Naya.

"Karna--"

"Gua ganteng?"

Naya memutar bola matanya malas.
"gua lempar pake sendok nih ya mas?"

"Ga lempar pake cinta lu aja Nay?

"Mas."

"Mba."

"Maksud gua Dimas. Gausah banyak bacot lu"

"Kalo banyak cinta dari gua gapapa kan Nay?"

"Diem ga? Gua sumpel pake mangkok bakso nih ya mas?"

"Pake Baksonya aja Nay, suapin ke gua sini."

Naya tidak menggubris ucapan Dimas.

"Lah bay? Lu kenapa disini dah" kata Dimas kepada bayu yang sedang duduk memakan baksonya di depan Naya.

"Tadi gua liat Naya sendirian, terus gua ajak aja ke kantin makan bakso." jelas Bayu sebelum memasukan kembali baksonya kedalam mulut.

"Sekarang Naya udah ga sendirian, sana pergi. Nanti lu baper liat ke-uwuwan gua sama Naya." Usir Dimas

"Apaan sih Dim. Biarin aja dulu Bayu disini." Kata Naya

"Kenapa? Lu suka Bayu disini?"

--------

Nadi - Naya Dimas [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang